5 Alasan Kenapa Burger di Restoran Cepat Saji Bisa Berbahaya bagi Kesehatan

Burger di restoran cepat saji telah menjadi makanan favorit banyak orang karena kelezatannya dan mudah didapat. Namun, di balik kenyamanannya, terdapat berbagai dampak buruk yang bisa merugikan kesehatan kita dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas mengapa burger di restoran cepat saji tidak sehat dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya.

Tinggi Kalori dan Lemak Jenuh

Salah satu alasan utama mengapa burger cepat saji tidak sehat adalah kandungan kalori dan lemak jenuhnya yang sangat tinggi. Sebuah burger dengan tambahan keju, saus, dan daging olahan bisa mengandung lebih dari 500 kalori dalam satu porsi. Jika dikonsumsi berlebihan, kalori berlebih ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas. Lemak jenuh, yang sering ditemukan pada daging olahan dan mayones, juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kandungan Gula Tersembunyi

Selain lemak dan kalori, burger cepat saji juga mengandung gula tersembunyi, terutama pada keju, saus atau minuman yang disajikan bersamaan. Kombinasi karbohidrat olahan, protein, dan lemak dalam burger keju dapat memberi dampak signifikan pada respons glukosa. Burger yang berisi keju mengandung banyak karbohidrat olahan dan gula tambahan. Roti, bumbu, dan makanan pendamping seperti kentang goreng membuat kadar glikemik makanan menjadi tinggi. Hal ini dapat menyebabkan lonjakan glukosa darah yang besar bagi penderita diabetes atau mereka yang mencoba menjaga kadar gula darahnya tetap terkendali. Gula berlebih dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 serta masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pencernaan dan peradangan.

Penggunaan Bahan Pengawet dan MSG

Food and Drug Administration menjelaskan bahwa banyak produk makanan olahan, termasuk fast food, menggunakan bahan pengawet seperti natrium benzoat, kalium sorbat, dan asam sorbat. Pengawet ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang bisa merusak makanan. Bahan pengawet dan monosodium glutamat (MSG) sering kali digunakan untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang umur simpan. WHO menetapkan asupan harian MSG  yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-120 mg/kgBB. Walaupun MSG digolongkan aman untuk dikonsumsi, namun kita tetap harus mengatur asupan MSG harian untuk menghindari potensi efek yang merugikan yang dapat terjadi akibat konsumsi MSG yang berlebih. Penggunaan bahan-bahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti hipertensi, sakit kepala, dan masalah pencernaan.

Kandungan Natrium yang Tinggi

Burger cepat saji cenderung mengandung kadar garam (natrium) yang sangat tinggi. Makanan dengan kandungan natrium berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan masalah jantung serta ginjal. Meskipun garam penting bagi tubuh, konsumsi yang berlebihan dapat membebani sistem kardiovaskular dan memicu hipertensi.

Kurangnya Gizi Seimbang

Meskipun burger cepat saji mengandung protein dari daging, sebagian besar burger tidak memberikan keseimbangan nutrisi yang baik. Kebanyakan burger cepat saji tidak mengandung cukup serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Diet yang tidak seimbang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang dapat memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Micin (MSG) vs Garam, Manakah Pilihan yang Tepat Untuk Hipertensi?

Referensi:

  1. Pengaruh Makanan Cepat Saji Terhadap Kesehatan Remaja | Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  2. Alasan Burger Dianggap Tak Sehat Meski Ada Sayur, Roti, dan Daging | Klikdokter
  3. Will a Cheeseburger Raise Blood Sugar? Understanding the Effects on Your Glucose | Aptiva Medical
  4. Amankah Pemakaian MSG(Monosodium Glutamat)? | Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  5. 9 Risiko Mengonsumsi Makanan Cepat Saji secara Berlebihan | Alodokter
  6. Food Ingredients & Colors | Food and Drug Administration 

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *