Angin segar Program Makan Bergizi Gratis untuk Kerjasama dengan Jepang, Apa yang bisa dipelajari?

Sejak terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden RI, beberapa program yang digaungkan saat kampanye mulai dijalankan, salah satunya “Program Makan Bergizi Gratis atau MBG”. Banyak pro dan kontra akan berjalannya program unggulan yang diusung oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.  Besarnya anggaran yang dikeluarkan, pilihan pangan, sampai logistik adalah beberapa diskusi yang saat ini masih diperdebatkan. Prabowo secara final menyebutkan biaya yang akan dikeluarkan berkisar Rp 10.000/orang, belum termasuk pengeluaran membeli susu. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, diperlukan pertimbangan yang matang dalam melaksanakan program MBG yang masih perlu disesuaikan lagi.

Manfaat dan Tantangan Implementasi Program Makan Bergizi Gratis

Indonesia bukanlah negara pertama yang menerapkan makan bergizi gratis. Beberapa negara seperti Finlandia, Brasil, Amerika Serikat, Jepang, dan China sudah menerapkan program makan bergizi gratis untuk anak sekolah yang bernama “School Meal Program”. Praktik makan siang yang dilakukan di Jepang  yang diulas di website Kyushoku menunjukan bahwa program makan bergizi berpengaruh terhadap peningkatan akademis siswanya. Namun, perlu diperhatikan juga, pemilihan menu dalam program menu makan bergizi gratis berpengaruh terhadap kondisi gizi anak. Siswa yang mendapatkan asupan gizi yang baik cenderung lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sejak berjalannya program ini per 6 Januari 2025, tentunya kendala dan keluhan sudah terlapor dari masyarakat. Diantaranya, dilaporkan di Sidoarjo & Depok bahwa menu dan porsi yang tidak seragam, kendala logistik dan daya terima siswa yang diantaranya rendah. Evaluasi secara berkelanjutan perlu dilakukan agar manfaat dari dijalankannya program ini memenuhi harapannya.

Membuka Kerjasama Antara Jepang dan Indonesia

Beberapa pekan setelah program MBG berjalan, PM Jepang Shigeru Ishiba yang mengetahui secara inisitatif ingin membantu Presiden Prabowo untuk mensukseskan program tersebut. Ishiba menyebutkan “Ini kami lakukan untuk mengakomodir keinginan besar Presiden Prabowo untuk menyediakan makan bergizi untuk Indonesia”. Seperti diketahui Jepang sudah berpengalaman selama 80 tahun. Meskipun sama sama menjalankan program makan siang gratis, ada perbedaan dalam mengekskusi program tersebut

Kyushoku, Program Makan Siang yang sudah ada sejak 80 tahun lalu

Kyushoku Japanese School Lunch (sumber: Pinterest)

Kyoshoku, Tradisi makan siang di Jepang, awalnya diadakan untuk memberikan makan kepada anak yang memiliki kondisi ekonomi menengah  kebawah dan dilaksanakan oleh dinas sosial. Seiring waktu, program ini dilaksanakan serentak terutama saat perang dunia II karena menunjukan dampak positif terhadap masyarakat. Sekarang program ini sudah dijalankan hampir 80 tahun di Jepang.

Berbeda dengan Indonesia, Kyoshoku memiliki target sasaran untuk siswa, sementara di Indonesia program MBG untuk siswa SD, SMP, SMA, Ibu hamil dan Ibu menyusui. Adapun target pemerintah memang berprioritas agar dapat menurunkan angka stunting atau kasus gizi buruk. 

Selain itu, Jepang melakukan strategi edukasi dalam menjalankan programnya. Mereka secara aktif berdiskusi dimana ahli gizi memberikan edukasi akan manfaat yang didapatkan jika siswa menerapkan pola makan bergizi seimbang. Selanjutnya bicara tentang anggaran, memang saat ini pemerintah Indonesia mengalokasikan 10.000/porsi/orang, di Jepang sendiri program makan bergizi ini tidaklah gratis, namun biaya yang dikeluarkan oleh orang tua berkisar 4000 hingga 5000 yen atau Rp 420.000 hingga Rp 525.000

Apa yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Indonesia?

Seiring berjalannya waktu, sudah banyak evaluasi yang ditampung oleh pemerintah. Terlepas banyaknya kritik dan saran yang diterima, setidaknya pemerintah dapat mempertimbangkan hal berikut agar tujuan dari memaksimalkan manfaat program ini dapat tercapai

1. Utamakan Daerah 3T sebagai penerima manfaat Utama

Saat ini program telah dijalankan secara serentak di 26 provinsi Indonesia. Informasi dimana presiden menggunakan uang pribadi dalam pelaksanaanya dinilai cukup buruk oleh para ekonom karena dapat membuat tata pengelolaan keuangan APBN menjadi berantakan. Berkaca dari pemerintah Jepang, dahulu Jepang-pun melaksanakan program ini secara bertahap. Beberapa pihak juga menyarankan agar Indonesia dapat melaksanakan secara bertahap dengan memprioritaskan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi yang diantaranya NTT, Sumatera Barat, Aceh, NTB, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat.  

2. Menjalankan Program dengan Transparan

Sudah seharusnya bahwa berjalannya program ini dilaksanakan dengan transparan. Pasalnya, masih banyaknya vendor Makan Bergizi Gratis yang sebenarnya tidak memenuhi kualifikasi namun tetap dipilih dalam menyediakan makanan. Akhirnya, beberapa keluhan seperti munculnya kasus keracunan makanan, porsi yang tidak seragam dan rasa yang kurang enak disajikan saat program MBG berlangsung

3. Lakukan evaluasi menu secara berkala

Anak-anak dikenal memiliki kebiasaan sebagai picky eater, preferensi dan kebiasaan makanan yang berbeda merupakan tantangan tersendiri agar target dapat menghabiskan makanan yang diberikan. Ahli gizi, pelaksana dapur, siswa bisa dilibatkan dalam mengetahui preferensi makanan yang disukai tanpa mengenyampingkan kualitas gizi sembari mempertimbangkan biaya.

Beberapa pekan berjalannya program MBG baik dari kendala anggaran, logistik dan kualitas makanan menjadi sorotan masyarakat saat ini. Program MBG diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat agar prevalensi stunting dan gizi buruk berkurang. Namun, dengan terbukanya kerjasama antara Jepang dan Indonesia, diharapkan dapat membuat program ini lebih baik lagi untuk dijalankan. Selain itu, beberapa aspek seperti daerah prioritas, transparansi dan evaluasi menu perlu disesuaikan oleh pemerintah.

Baca juga: Bagaimana Dampak Program Makan Bergizi Gratis dalam Konteks SDG?

References:

  1. Dilema Program Makan Siang Gratis, Antara Manfaat dan Tantangan – CIPS
  2. What Are the Benefits of Kyoshoku – Maff 
  3. School Meal Programs Around the World – gcnf
  4. Menu Tak Harus Seragam – Banjarmasin Tribun News
  5. The National School Meal Program in Brazil: A Literature Review (2018)  Department of Welfare and Nutrition, Faculty of Health Welfare, Kansai University
  6. PM Jepang Siap Bantu Program Makan Bergizi Gratis, Ini Paket yang Ditawarkan – Kabar24Bisnis

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *