Minuman seperti matcha dan kopi sudah jadi teman setia banyak orang untuk menjaga energi di tengah kesibukan. Namun, buat kamu yang mengalami masalah hormonal imbalance, yaitu kondisi dimana kadar hormon dalam tubuh tidak seimbang. Oleh karena itu memilih minuman yang tepat sangat penting. Beberapa jenis minuman bisa memperparah gejala hormonal seperti jerawat, perubahan mood, dan siklus haid tidak teratur. Yuk, kita lihat perbandingan antara matcha dan kopi dari segi dampaknya pada hormonal imbalance.
Hormonal Imbalance Itu Apa Sih?
Hormonal imbalance terjadi ketika produksi hormon dalam tubuh meningkat atau menurun secara tidak proporsional. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, pola makan tidak sehat, gangguan tidur, atau masalah medis seperti PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan beragam gejala, mulai dari perubahan mood, kelelahan, gangguan siklus haid, hingga jerawat dan pertumbuhan rambut abnormal. Karena hormon sangat sensitif terhadap gaya hidup, konsumsi kafein juga bisa jadi faktor yang mempengaruhi kondisi ini.
Kandungan Kafein: Matcha vs Coffee
Kopi: Kopi mengandung kafein sekitar 95 mg per cangkir (240 ml), yang merupakan stimulan kuat untuk sistem saraf pusat. Kafein meningkatkan kewaspadaan dan energi, tapi jika dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan kadar hormon stres kortisol, yang berdampak negatif pada keseimbangan hormon secara keseluruhan.
Matcha: Matcha mengandung kafein sekitar 25-35 mg per porsi, lebih rendah dari kopi. Uniknya, matcha juga kaya akan L-Theanine yaitu asam amino yang berfungsi sebagai relaksan alami, selain itu juga membantu menurunkan stres dan kecemasan. Kombinasi kafein dan L-theanine dalam matcha menghasilkan efek stimulan yang lebih halus dan tahan lama tanpa menyebabkan “jitters” atau kecemasan berlebihan.
Dampak Kafein pada Hormonal Imbalance
Kafein dalam jumlah tinggi dapat merangsang pelepasan hormon kortisol, hormon stres yang berperan besar dalam memperburuk gejala hormonal imbalance. Kortisol yang meningkat kronis dapat mengganggu produksi hormon estrogen dan progesteron, menyebabkan siklus haid tidak teratur dan memperparah jerawat hormonal. Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, yang berhubungan erat dengan kondisi PCOS. Oleh karena itu, membatasi asupan kafein penting bagi mereka yang mengalami gangguan hormonal.
Matcha: Pilihan Lebih Ramah untuk Hormonal Imbalance?
Matcha, dengan kandungan kafeinnya yang lebih rendah, ditambah L-theanine dan antioksidan tinggi seperti katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), memiliki potensi untuk membantu mengurangi stres dan peradangan dalam tubuh. Antioksidan ini dapat membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel dan memperparah ketidakseimbangan hormonal. Selain itu, efek menenangkan dari L-theanine mendukung keseimbangan hormon dengan menurunkan kadar kortisol.
Kopi: Bukan Musuh, Tapi Perlu Dibatasi
Meskipun kopi memiliki manfaat seperti meningkatkan konsentrasi dan mood, konsumsi berlebihan bisa memicu peningkatan stres dan memperparah gangguan hormonal. Jika kamu sensitif terhadap kafein atau sudah mengalami gejala hormonal imbalance, sebaiknya batasi asupan kopi menjadi tidak lebih dari 1-2 cangkir sehari dan hindari konsumsi di malam hari agar tidak mengganggu kualitas tidur.
Bagi kamu yang mengalami hormonal imbalance, matcha bisa menjadi alternatif yang lebih ramah dibanding kopi karena kandungan kafeinnya yang lebih rendah dan efek menenangkannya dari L-theanine serta antioksidan yang tinggi. Namun, penting untuk memperhatikan reaksi tubuh masing-masing, karena respons terhadap kafein bisa berbeda-beda.
Sudah siap mencoba matcha sebagai alternatif kopi yang lebih ramah buat hormonal imbalance? Yuk, mulai perhatikan pola konsumsi minumanmu dan dengarkan sinyal tubuhmu. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman yang juga ingin hidup lebih sehat secara hormonal!
Baca Juga : Beda Matcha dan Hojicha, Teh Jepang yang kini Mendunia
Referensi
- Hormonal Imbalance – Cleveland Clinic
- Effects of caffeine on human behavior (2002), Food and Chemical Toxicology
- L-theanine, a natural constituent in tea, and its effect on mental state (2008), Asia Pacific Journal Of Clinical Nutrition
- Coffee – The Nutrition Source (Harvard T.H. Chan)
Editor: Eka Putra Sedana