Pertanian berkelanjutan menjadi salah satu pilar untuk mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Dilansir dari distan.bulelengkab.go.id, pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui, untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Pertanian berkelanjutan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa mengorbankan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Konsep ini melibatkan praktik-praktik pertanian yang menjaga keseimbangan ekologi, meningkatkan produktivitas lahan, dan menyejahterakan petani.
Dalam praktiknya, model pertanian ini mencakup penggunaan pupuk organik, pergiliran tanaman, irigasi yang efisien, serta pengurangan limbah dan emisi karbon. Tujuannya adalah menciptakan sistem pangan yang tangguh dan ramah lingkungan.
Apakah Pertanian Berkelanjutan Berperan dalam Ketahanan Pangan dan Gizi Nasional?
Pertanian berkelanjutan memiliki peran krusial dalam mendukung ketahanan pangan. Dengan memaksimalkan hasil produksi tanpa merusak lingkungan, sistem pertanian ini akan membantu sumber daya alam tetap tersedia dalam jangka panjang.
Salah satu tujuan utama dari sistem pertanian ini yaitu meningkatkan kualitas dan keamanan bahan pangan. Hal ini juga menjawab arti ketahanan pangan sendiri yang didefinisikan sebagai kondisi di mana setiap individu memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Salah satu praktik dari pertanian berkelanjutan yang mampu memperbaiki masalah gizi adalah diversifikasi tanaman. Dalam sistem ini, petani didorong untuk menanam berbagai jenis tanaman, termasuk sayur-sayuran, umbi-umbian, dan biji-bijian yang kaya nutrisi.
Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga menyediakan asupan gizi yang lebih bervariasi bagi masyarakat. Misalnya, menanam tanaman kacang-kacangan di antara tanaman pokok seperti padi atau jagung dapat meningkatkan kandungan protein masyarakat.
Selain itu, praktik model pertanian ini juga mendorong petani untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia dan pupuk sintetis. Dilansir dari Jurnal Lemhanas RI, salah satu penyebab dari kemunduran pertanian Indonesia yakni rusaknya lahan pertanian akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Dengan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan ini, tanah Indonesia akan lebih sehat dan terhindar dari bahan kimia. Selain itu, pangan yang dihasilkan juga lebih aman untuk dikonsumsi serta mendukung kesehatan masyarakat.
Dilansir dari Kabar Desa, Desa Subuh, Kalimantan Barat, pertanian berkelanjutan memiliki peran penting dalam mencukupi kebutuhan pangan di Desa Sebuduh. Dengan penerapan pertanian yang ramah lingkungan ini, hasil produksi pertanian dapat meningkat secara signifikan.
Selain itu, pertanian berkelanjutan juga mempengaruhi peningkatan kualitas serta keanekaragaman makanan. Hal ini membuat masyarakat desa dapat memperoleh gizi yang seimbang dan mencukupi.
Bagaimana Strategi Komunikasi untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan Ini?
Agar pertanian berkelanjutan dapat berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan awalnya, diperlukan strategi komunikasi yang tepat. Komunikasi yang baik tidak hanya membantu menyebarkan informasi tentang manfaat pertanian berkelanjutan, tetapi juga membangun kesadaran dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, mulai dari petani, pemerintah, hingga masyarakat umum.
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar mendukung pertanian berkelanjutan yang ramha lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Edukasi Berbasis Komunitas
Edukasi adalah langkah pertama yang penting dilakukan. Program edukasi berbasis komunitas dapat memberikan pemahaman mendalam kepada petani tentang praktik pertanian ramah lingkungan dan manfaatnya dalam kedaulatan pangan dan gizi masyarakat. Dalam edukasi di lapangan ini, penyuluh pertanian memegang peran penting.
Dilansir dari ugm.ac.id, Penyuluh pertanian dan pihak-pihak terkait lainnya harus mampu memberikan edukasi ke petani. Edukasi dapat berupa informasi tentang pengaruh pertanian berkelanjutan bagi keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang.
2. Kampanye Media Sosial
Di era digital, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Edukasi tidak hanya meliputi cara praktik pertanian ramah lingkungan tetapi juga bisa membahas terkait gizi yang dihasilkan dari pertanian ramah lingkungan ini sendiri.
Selain itu, edukasi lain yang tidak kalah penting yakni terkait upaya menjaga kedaulatan pangan Indonesia dan pertanian ramah lingkungan. Mengingat saat ini efek gas rumah kaca semakin meningkat dan banyak polusi yang merusak keasrian lingkungan.
3. Penerapan Teknologi Informasi
Penggunaan teknologi berguna untuk memberikan informasi tentang cuaca, harga pasar, dan teknik pertanian berkelanjutan yang dapat membantu petani mengoptimalkan produksi mereka. Apabila produksi petani meningkat maka mereka akan lebih sejahtera dan mampu memberikan gizi terbaik untuk keluarganya.
Pertanian berkelanjutan tidak hanya akan menjadi solusi untuk peningkatan gizi masyarakat tetapi juga menciptakan sistem pangan yang lebih inklusif. Dengan pendekatan komunikasi yang menyasar ke petani serta masyarakat secara umum, maka pertanian ramah lingkungan ini akan lebih mudah diterapkan. Pertanian berkelanjutan pun akan membawa peningkatan gizi masyarakat, membantu mencapai kedaulatan pangan, dan petani semakin sejahtera.
Baca juga: Sustainable Healthy Diet: Diet Ramah Lingkungan Untuk Jaga Ekosistem Alam
Sumber artikel:
- Mewujudkan Stabilitas Pangan Masa Depan dengan Pertanian Berkelanjutan – UGM
- Pertanian Berkelanjutan sebagai Solusi Ketahanan Pangan di Desa Sebuduh – Kabar Desa Kabupaten Sanggau
- Pertanian Berkelanjutan – Dinas Pertanian Kebupaten Buleleng
- Tinjauan Pertanian Organik dan Pertanian Berkelanjutan dalam Upaya Mewujudkan Kembali Swasembada Pangan Nasional – Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional RI
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD