Asap mengepul, aroma daging yang dipanggang di atas bara api selalu menggoda selera. Dari sate hingga steak, metode memasak ini sudah menjadi bagian dari banyak budaya kuliner di dunia. Namun, di balik kenikmatannya, muncul pertanyaan yang sering mengemuka yaitu, apakah makanan yang dibakar dapat meningkatkan risiko kanker usus? Sejumlah penelitian telah mengaitkan senyawa tertentu dalam makanan panggang dengan potensi efek karsinogenik, tetapi apakah ini benar-benar alasan untuk khawatir?
Apa yang Sebenarnya Terjadi Saat Makanan Dibakar atau Dipanggang?
Proses pemanggangan pada suhu tinggi menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berbahaya. Dua senyawa yang paling sering dikaitkan dengan kanker adalah Heterocyclic Amines (HCA) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH). HCA terbentuk saat protein hewani dimasak pada suhu tinggi, sementara PAH muncul dari lemak yang menetes ke bara, menghasilkan asap yang mengendap pada permukaan makanan.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute menemukan bahwa konsumsi tinggi HCA dan PAH dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar. Penelitian lain dari American Association for Cancer Research menguatkan temuan ini, menyebutkan bahwa senyawa tersebut dapat menyebabkan mutasi DNA dan peradangan kronis, yang berkontribusi terhadap perkembangan sel kanker.
Seberapa Besar Risiko Mengonsumsi Makanan Dibakar atau Dipanggang?

Sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health menganalisis pola makan ribuan individu selama lebih dari dua dekade. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi daging panggang atau bakar dalam jumlah tinggi memiliki peningkatan risiko kanker usus sekitar 20% dibandingkan mereka yang mengonsumsi dalam jumlah lebih rendah.
Namun, hubungan ini tidak selalu bersifat langsung. Faktor lain seperti pola makan secara keseluruhan, gaya hidup, serta kecenderungan genetik juga memainkan peran penting. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik bagi manusia, tetapi belum ada konsensus tegas mengenai dampak spesifik makanan yang dibakar secara langsung terhadap kanker usus.
Cara Mengurangi Risiko Tanpa Harus Menghindari Makanan yang Dibakar atau Dipanggang
1. Pilih Metode Memasak yang Lebih Sehat
Memasak dengan suhu lebih rendah atau menggunakan oven dibandingkan memanggang langsung di atas bara api dapat membantu mengurangi pembentukan senyawa berbahaya. Teknik ini juga menjaga cita rasa makanan tanpa menimbulkan risiko berlebihan.
2. Marinasi Daging Sebelum Dipanggang
Studi dalam Journal of Food Science menunjukkan bahwa marinasi dengan bahan seperti lemon, bawang putih, dan rempah-rempah dapat mengurangi pembentukan HCA hingga 90%. Proses marinasi juga meningkatkan rasa dan tekstur daging tanpa harus memasaknya terlalu lama.
3. Pilih Daging Tanpa Lemak
Menggunakan daging yang lebih rendah lemak dapat mengurangi jumlah lemak yang menetes dan menghasilkan asap yang mengandung PAH. Selain itu, pemangkasan lemak sebelum memasak juga dapat mengurangi risiko pembentukan senyawa berbahaya.
4. Balik Daging Lebih Sering
Membalik daging secara berkala selama proses pemanggangan dapat membantu mengurangi kemungkinan bagian tertentu terlalu gosong. Hal ini penting untuk mencegah penumpukan HCA yang lebih tinggi di satu sisi makanan.
5. Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan
Sayuran hijau, buah beri, dan teh hijau kaya akan antioksidan yang dapat membantu menangkal efek radikal bebas dari senyawa karsinogenik. Menyeimbangkan makanan panggang dengan asupan tinggi antioksidan adalah strategi yang baik untuk mengurangi risiko kesehatan.
Tidak ada makanan yang sepenuhnya aman atau berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah moderat. Meski penelitian menunjukkan adanya hubungan antara makanan yang dibakar dan kanker usus, risiko ini sangat bergantung pada frekuensi konsumsi, faktor genetik, serta gaya hidup secara keseluruhan. Seimbangkan pola makan dengan lebih banyak sayuran, kurangi daging olahan, dan gunakan metode memasak yang lebih sehat untuk menikmati makanan bakar tanpa rasa khawatir berlebihan.
Baca Juga: Awas Bahaya Makan Daging Ayam Kurang Matang!
Referensi
- Higher Consumption of Grilled, Barbecued, and Smoked Meat Linked to Increased Mortality Risk among Breast Cancer Survivors (2017), Journal of the National Cancer Institute
- Highlights from AACR Meeting Focusing on Environmental Carcinogenesis (2019), American Association for Cancer Research
- Increasing Red Meat Consumption Linked with Higher Risk of Premature Death – Harvard T.H. Chan School of Public Health
- Replacing Meat with Alternative Plant-Based Products (RE-MAPs): Protocol for a Randomised Controlled Trial of a Behavioural Intervention to Reduce Meat Consumption (2019), BMJ
- Higher Red Meat Consumption is Associated with Increased Risk of All-Cause, Cardiovascular, and Cancer Mortality (2012), BMJ
- Impact of Precursors Creatine, Creatinine, and Glucose on the Formation of Heterocyclic Aromatic Amines in Grilled Patties of Various Animal Species (2015), Journal of Food Science
- Effect of Marinades on the Formation of Heterocyclic Amines in Grilled Beef Steaks (2008), Journal of Food Science
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien