Derasnya gaung kepopuleran kata “stress” dan “kortisol” merajalela di dunia kesehatan baru-baru ini. Sosial media terutama TikTok telah dibanjiri diskusi seputar hormon stress dan diet detoks kortisol.
Mempelajari cara mengurangi kortisol dapat menjadi kebiasaan baik, namun apakah obsesi dalam melakukan detoks dari hormon stress ini juga bisa berpotensi membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan di jangka panjang? Yuk ApleFriends, kita temukan jawabannya dengan ikuti MinDip menyingkap misteri stress dan kortisol di artikel ini!
Hormon Kortisol dan Stress: Kenali Stress yang Sehat!
Sebelum menelusuri bagaimana melakukan detoks hormon kortisol, ada baiknya kita mengenal dulu apa itu kortisol?
Dikutip dari Women’s Health, hormon kortisol atau dikenal dengan hormon penyebab stress dihasilkan di kelenjar adrenal. Produksi hormon ini akan mempengaruhi hampir semua organ tubuh, sistem imun, dan jalannya metabolisme. Level hormon kortisol akan naik jika tubuh merasakan stress.
Perlu dipahami bahwa, stress dalam level yang cukup diperlukan tubuh untuk meregulasi kerja tubuh. Contohnya, hormon kortisol di pagi hari akan meningkat untuk mengaktifkan kerja organ-organ tubuh dari fase istirahat. Setelahnya, level kortisol akan menurun dengan drastis di beberapa jam setelah bangun dan menjadi stabil sepanjang hari, sebelum kembali mencapai level terendah pada waktu tidur malam. Uniknya, siklus haid pada wanita juga mempengaruhi naik turunnya level hormon kortisol, maka tak lagi heran kaum wanita sangat rentan stress.
Naik turunnya hormon kortisol merupakan kondisi yang normal dan tidak berbahaya. Tetapi, jika kortisol ada dalam level yang tinggi dalam waktu yang panjang, maka perlu diwaspadai adanya kerja kelenjar adrenal tidak optimal. Level kortisol yang tinggi, terkenal dengan nama “cushing syndrome” mengakibatkan penumpukan lemak pada tubuh dan kenaikan berat badan.
Beberapa pengaruh kortisol yang tinggi ke kondisi tubuh, yakni:
- Kenaikan berat badan: terutama pada bagian perut
- Melemahnya sistem imun: tubuh menjadi rentan sakit
- Gangguan pada sistem pencernaan: kembung
- Potensi Penyakit Jantung: disebabkan oleh tekanan darah tinggi
- Terganggunya siklus tidur: insomnia
- Mood swings: dalam jangka panjang menyebabkan depresi dan rasa cemas berlebih
Namun, kita perlu sadar juga ApleFriends, bahwa tak semua kasus dalam kenaikan berat badan dan bertambahnya lemak adalah akibat dari kortisol. Miskonsepsi ini juga lekat dengan kosakata yang baru-baru ini naik daun, “cortisol face”. Sebuah klaim yang menyatakan bahwa wajah yang bulat mengindikasikan level kortisol yang tinggi. Padahal, hal ini belum tentu benar.
Apa itu Cortisol Detox?
Seperti namanya, detoks kortisol bertujuan untuk mengurangi kelebihan hormon penyebab stress dalam tubuh. Utamanya, dengan melakukan perubahan gaya hidup serta asupan nutrisi sehingga tubuh dapat meminimalkan produksi kortisol.
Menurut beberapa sumber, berikut 5 rekomendasi langkah-langkah detoks hormon kortisol berlebih:
- Memenuhi gizi seimbang dengan whole-food diet dan makanan tinggi protein
- Mengurangi konsumsi kafein untuk merespon relaksasi tubuh
- Mengurangi olahraga berat dan regulasi jam tidur yang cukup
- Melakukan aktivitas relaksasi seperti yoga, pilates, atau journaling
- Menggunakan suplemen untuk membantu relaksasi seperti Ashwagandha
Masing-masing individu punya ketahanan tingkat stress yang bervariasi, maka penting pula untuk mendapatkan pendapat tenaga medis atau ahli sebelum melakukan perubahan gaya hidup.
Pentingkah melakukan Detoks Kortisol?
Pesat dan instant-nya kehidupan modern terutama di kota besar berarti ada banyaknya aktivitas yang mengharuskan kita tetap aktif. Hal ini cenderung membuat level kortisol akan ada pada level yang tinggi lebih dari periode yang ideal. Maka, membangun kebiasaan detoks kortisol adalah langkah baik dalam menjaga kesehatan tubuh.
Cortisol detox penting untuk dilakukan, namun harus menjadi bagian dari strategi diet Berimbang dalam 3B (Bergizi, Berimbang, dan Beragam). Sama halnya dalam konsep diet detoksifikasi, detoks kortisol tidak disarankan untuk dilakukan terus menerus, secara berlebihan, dan dalam periode berkepanjangan.
Diet detoks kortisol dapat dimulai dengan membangun pola makan whole-food dan makanan tinggi protein, serta mengurangi konsumsi processed-food untuk meminimalkan stimulus stress yang diterima tubuh.
Jadi, bagaimana ApleFriends? Apakah kamu merasa kamu perlu melakukan detoks kortisol?
Baca juga: Ucapkan Selamat Tinggal pada Stress dengan Zat Gizi Ini
Author: Clarissha Vallerie Widjaja, B.Sc. (Hons) Culinology
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- Do you need a cortisol detox? A hormone expert weighs in – Women’s Health
- Do You Need a Cortisol Detox? And Simple Tips to Balance Your Cortisol – Recover Well Studio
- The Cortisol Connection: Weight Gain and Stress Hormones (2024), Archives of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.
- How to reduce stress hormones: 5 ways to lower cortisol levels – HCA Houston HealthCare