Daging merah olahan, seperti sosis, bacon, ham, burger, dan daging olahan lainnya sering kali menjadi pilihan makanan praktis. Rasanya yang lezat dan kemudahan dalam penyajiannya menjadi pilihan bagi banyak orang. Namun, di balik kenyamanan ini, konsumsi daging merah olahan yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh, termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. Studi terbaru Neurology, menunjukkan bahwa konsumsi daging merah olahan secara berlebihan juga dapat meningkatan risiko demensia atau penurunan fungsi otak sebesar 14%.
Mengapa daging merah olahan bisa menyebabkan demensia? Padahal, banyak orang mengonsumsinya setiap hari tanpa merasa ada dampaknya.
Apa yang Membedakan Daging Merah Olahan dengan Daging Segar?
Berbeda dengan daging segar, daging merah olahan adalah daging yang telah diproses dengan cara pengasapan, pengawetan, atau dengan maupun tanpa tambahan bahan lain. Proses pembuatan daging merah olahan sering kali melibatkan penambahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan. Namun, bahan-bahan tambahan inilah yang sering menimbulkan pro dan kontra terkait dampaknya terhadap kesehatan tubuh. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi daging olahan yang mengandung pengawet secara berkelanjutan dapat berdampak buruk pada kesehatan dan berisiko meningkatkan penyakit kronik, seperti kanker kolorektal, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Apa yang Membuat Daging Merah Olahan Menjadi Ancaman Serius Bagi Kesehatan Otak?

Menurut Alzheimer’s Association, demensia bukanlah penyakit tunggal, melainkan sebutan umum untuk sekelompok gejala yang terjadi akibat kerusakan pada otak. Gejala-gejalanya termasuk penurunan kemampuan berpikir dan mengingat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Jenis penyakit demensia yang sering terjadi adalah Alzheimer dan demensia vaskular.
Penyebab paling umum terjadinya demensia yaitu penyakit Alzheimer akibat penumpukan protein secara abnormal. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan Neurology pada tahun 2025, menyebutkan bahwa konsumsi daging merah olahan memicu demensia dan kemampuan kognitif.
Temuan ini didasarkan pada bukti sebelumnya yang menghubungkan konsumsi daging merah olahan dan risiko demensia, yang dipresentasikan pada bulan Juli 2024 oleh Alzheimer’s Association International Conference di Philadelphia.
Penelitian ini menyelidiki hubungan antara konsumsi daging olahan dan risiko demensia, dengan melibatkan lebih dari 130.000 orang dengan rata-rata usia 49 tahun pada awal penelitian dan diikuti perkembangannya hingga 43 tahun kemudian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi setidaknya 1/4 porsi bacon, bologna, atau daging merah olahan lainnya sehari (sekitar dua porsi seminggu) meningkatkan risiko demensia hingga 14% dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 1/10 porsi sehari (sekitar tiga porsi sebulan).

Daging Merah Olahan Juga Berkaitan dengan Penyakit Kronis Lainnya
Dalam Alzheimer’s Association International Conference, dikatakan bahwa daging merah olahan juga terbukti meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes. Daging merah olahan dapat memengaruhi otak karena mengandung kadar zat berbahaya seperti nitrit (pengawet) dan natrium yang tinggi.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian The American Journal of Clinical Nutrition (2021), bahwa daging olahan tinggi kandungan natrium, lemak jenuh, nitrit, dan senyawa lainnya. Kandungan-kandungan tersebut dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang merupakan mekanisme terkait dengan perkembangan demensia. Sebaliknya, daging segar tanpa lemak merupakan sumber protein dan asam amino esensial yang baik, dan berperan penting dalam pemeliharaan fungsi kognitif dan kardiovaskular.
Secara keseluruhan, meskipun temuan Neurology ini menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi daging olahan dan peningkatan risiko penyakit demensia, lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk memahami mekanisme pastinya.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mencegah Demensia?
Mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung secara keseluruhan dapat membantu menurunkan risiko penurunan kognitif dan demensia. Sehingga, penting untuk mempertimbangkan kembali konsumsi daging merah olahan. Meski sesekali menikmati daging olahan tidak menjadi masalah besar, sebaiknya batasi konsumsi tersebut dan pilihlah alternatif yang lebih sehat.
Sumber dari kacang-kacangan dan polong-polongan seperti buncis dan kacang polong menjadi pilihan yang lebih aman untuk tubuh dan otak. Berdasarkan Alzheimer’s Association International Conference di Philadelphia, dikatakan bahwa konsumsi satu porsi kacang-kacangan, buncis, atau tahu setiap hari dapat menurunkan risiko terjadinya demensia sebesar 20% dan 1,37 tahun memperlambat penuaan kemampuan otak.
Dengan pola makan yang lebih sehat dan gaya hidup yang seimbang, kita dapat melindungi otak dan tubuh dari berbagai penyakit kronis, termasuk demensia.
Baca juga: Parasit dalam Daging Sapi: Kenali Bahayanya!
Referensi :
- To meat or not to meat? Processed meat and risk of dementia (2021), The American Journal Clinical Nutrition
- Long-Term Intake of Red Meat in Relation to Dementia Risk and Cognitive Function in US Adults (2025), Neurology
- Meat and meat products – a scoping review for Nordic Nutrition Recommendations 2023 (2024), Food & Nutrition Research
- Meat consumption and risk of incident dementia: cohort study of 493,888 UK Biobank participants (2021), The American Journal of Clinical Nutrition
- Processed red meat isn’t just bad for your heart, it’s also associated with dementia – lboro.ac.uk
- Processed Red Meat May Raise Risk of Cognitive Decline, Dementia – healthline.com
- Processed Red Meat Raises the Risk of Dementia; Swapping It For Nuts and Beans May Lower Risk – aaic.alz.org
- Red Meat Consumption Increases Risk of Dementia and Cognitive Decline – massgeneralbrigham.org
- What is Dementia? – alz.org
Editor : Eka Putra Sedana