Garam pada MPASI: Kesalahan Kecil, Dampak Besar pada Kesehatan Bayi

garam mpasi bayi

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah momen penting dalam tahap tumbuh kembang bayi. Namun, sering kali orang tua tidak menyadari bahwa pemberian garam pada MPASI dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan si kecil. Meski tampak sepele, kesalahan ini bisa menjadi bumerang dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas mengapa pemberian garam pada MPASI perlu diawasi dengan ketat dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan bayi.

Apakah Bayi Benar-Benar Membutuhkan Garam Tambahan?

Bayi yang baru mulai MPASI tidak membutuhkan garam tambahan dalam makanannya. ASI atau susu formula sudah mengandung natrium dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Organ ginjal bayi, terutama yang berusia di bawah satu tahun, belum berkembang sepenuhnya untuk memproses kelebihan garam. Penambahan garam dalam makanan dapat memberikan beban kerja berlebih pada ginjal yang masih dalam tahap perkembangan ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konsumsi garam pada bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak lebih dari 0,1 gram per hari, setara dengan sekitar sepersepuluh sendok teh, yang hanya seperti secuil dan sudah tak terlihat dengan mata telanjang. Selain itu rekomendasi garam ini sudah termasuk garam alami dari makanan seperti buah, sayur, dan daging. Jika orang tua secara sadar atau tidak sadar menambahkan garam lagi ke MPASI, maka langsung melebihi batas tersebut.

Dampak Garam Berlebih, Seberapa Berbahaya?!

Pemberian garam yang tidak bertanggung jawab saat MPASI dapat menimbulkan sejumlah dampak kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Gangguan Fungsi Ginjal

Ginjal bayi masih sangat rentan. Asupan garam yang berlebihan dapat memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan natrium. Dalam jangka panjang, hal ini bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

2. Tekanan Darah Tinggi

Konsumsi garam yang berlebih sejak dini dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi di kemudian hari. Studi menunjukkan bahwa pola makan tinggi natrium pada masa kecil dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular ketika anak tumbuh dewasa.

3. Kecanduan Rasa Asin

Bayi yang terbiasa dengan makanan asin sejak dini cenderung mengembangkan preferensi rasa asin di masa depan. Hal ini dapat mendorong pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan olahan yang tinggi garam, yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.

4. Dehidrasi

Kelebihan garam dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi. Tubuh akan mencoba mengimbangi kelebihan natrium dengan mengeluarkan lebih banyak cairan, yang dapat mengakibatkan bayi kehilangan cairan penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Bagiamana Tips Menyiapkan MPASI yang Sehat?

Untuk memastikan MPASI yang diberikan sehat dan aman, berikut beberapa tips yang dapat orang tua terapkan:

  1. Gunakan Bahan Alami: Pilih bahan makanan segar seperti sayur, buah, daging, atau ikan. Bahan-bahan ini sudah mengandung natrium alami yang cukup.
  2. Hindari Makanan Olahan: Produk olahan seperti sosis, nugget, atau makanan instan biasanya tinggi garam dan bahan pengawet. Hindari pemberian makanan ini pada bayi.
  3. Eksplorasi Rasa Alami: Gunakan rempah-rempah alami seperti daun salam, bawang putih, atau jahe untuk memberikan aroma dan rasa tanpa perlu menambahkan garam.
  4. Perhatikan Label Makanan: Jika menggunakan bahan makanan kemasan, baca labelnya dengan saksama untuk memastikan kandungan garam tidak berlebihan.
  5. Hindari Penggunaan Garam pada Bayi Usia Dini: Bayi usia 0-12 bulan tidak memerlukan garam tambahan dalam makanannya. Ginjal bayi masih berkembang dan belum bisa memproses garam dalam jumlah banyak..

Kapan Bayi Boleh Mulai Mengonsumsi Garam?

WHO merekomendasikan agar bayi tidak diberikan tambahan garam hingga usia satu tahun. Setelah itu, pemberian garam dapat dilakukan secara bertahap dengan jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 2 gram per hari untuk anak usia 1-3 tahun. Bahkan saat ini, pemberian garam sebaiknya tetap diawasi agar tidak melebihi batas aman.

Pemberian garam pada MPASI bukanlah hal sepele. Kesalahan kecil dalam menambahkan garam dapat membawa dampak besar pada kesehatan bayi, termasuk risiko gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, dan kecanduan rasa asin. Orang tua perlu menyadari bahwa makanan alami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tanpa perlu tambahan garam. Dengan langkah sederhana seperti memilih bahan makanan segar dan menghindari garam, orang tua dapat membantu memastikan tumbuh kembang si kecil berjalan optimal dan bebas dari risiko kesehatan di masa depan.

Baca juga: Resep Bubur Ayam Wortel, MPASI Pertama yang Simpel dan Enak

Author : Zakiyah, S.Gz
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Referensi : 

  1. Pentingnya dan Tahap MPasi pada Bayi – Kemenkes
  2. Batasi Gula dan Garam untuk MPASI – Kemenkes
  3. Bayi Mulai MPASI, Bolehkah Tambahkan Garam? – Halodoc
  4. Pakar: MPASI Untuk Bayi Tak Perlu Tambah Gula dan Garam, Cukup Tambah Rempah – Dinas Kesehatan Aceh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *