Jajanan kemasan atau yang dikenal juga dengan ciki merupakan camilan populer yang digemari oleh anak-anak hingga dewasa. Namun, siapa pun tahu di dalam ciki terdapat banyak bahan pengawet, MSG, gula, hingga bahan tambahan pangan lainnya. Bahan-bahan ini yang membuat makanan ringan ini memiliki rasa yang kuat.
Kesibukan orang tua seringkali membuat mereka tidak sempat membuat camilan sehat, sehingga jajanan kemasan dijadikan pilihan praktis untuk anak-anak. Namun, bolehkan memberikan makanan seperti ini kepada balita? Berikut penjelasan mengenai alasan Balita sebaiknya tidak mengonsumsi jajanan kemasan.
Kandungan di dalam Jajanan Kemasan
Umumnya jajanan kemasan yang dijual di pasaran mengandung tinggi kalori, tinggi gula, tetapi rendah nutrisi dan serat. Jajanan ini juga mengandung bahan-bahan kimia, seperti bahan pengawet, perasa, dan pewarna. Bahan-bahan tersebut boleh dikonsumsi oleh tubuh, tetapi tidak dalam jumlah yang banyak.
Rasa yang kuat pada makanan kemasan ini seringkali menyebabkan “ketagihan”. Selain itu, pada Balita dapat menyebabkan mereka lebih terbiasa dengan rasa yang kuat pada makanan.
Jajanan kemasan akan membuat Balita berpikir bahwa makanan harus memiliki rasa yang kuat. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang suka dengan makanan yang mengandung sedikit rasa atau rasa alamiah makanan. Sayur bening, puree, dan buah-buahan menjadi terasa hambar bagi Balita yang terbiasa diberikan snack kemasan.
Preferensi rasa pada Balita ini dapat berlanjut hingga dewasa sehingga akan berdampak pada kesehatan Balita.
Dampak Jajanan Kemasan bagi Kesehatan Balita
Jajanan kemasan yang banyak mengandung gula, garam, serta bahan-bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko Balita mengalami berbagai macam penyakit ketika dewasa, seperti obesitas, diabetes tipe 2, regulasi gula darah terganggu, tekanan darah tinggi, kolesterol, hingga penyakit jantung.
Selain itu, anak yang sering mengonsumsi jajanan kemasan juga dapat terganggu konsentrasi dan waktu tidurnya. Jajanan tinggi kalori dapat meningkatkan hormon stres dan menyebabkan gangguan tidur pada anak.
Terlebih apabila karena sering konsumsi jajanan, anak jadi tidak tercukupi nutrisinya dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengenalkan Jajanan Kemasan?
Tidak ada waktu yang tepat untuk mengenalkan jajanan kemasan pada Balita. Balita sebaiknya diberikan camilan berupa makanan sehat, dapat berupa buah segar atau makanan olahan rumahan. Makanan yang tidak mengandung banyak bahan kimia tentu lebih aman bagi Balita.
Sementara itu, anak boleh dikenalkan dengan rasa asin pada garam dan manis gula pada makanannya, tetapi dalam jumlah sedikit.
Balita 1 – 3 tahun sudah boleh dikenalkan pada garam dengan takaran sekitar setengah sendok teh (2,8 gram garam atau 1000 mg sodium). Sementara untuk rasa jajanan kemasan sebaiknya tidak perlu dikenalkan kepada Balita.
Semakin beranjak dewasa, anak juga akan dengan sendirinya mengenal jajanan kemasan, terutama dari faktor lingkungan. Oleh karena itu, tanpa dikenalkan pun, umumnya anak akan menyukai jajanan kemasan.
Namun, apabila Balita sudah terlanjur diberikan jajanan kemasan, apa yang sebaiknya dilakukan?
Orang tua dapat membatasi jajanan kemasan maksimal 1x sehari dan memilih jajanan yang kandungan natrium (garam) dan gulanya paling rendah. Sementara itu, untuk camilan lainnya usahakan yang sehat dan buatan rumah.
Contoh camilan sehat yang dapat dibuat dengan mudah adalah potongan buah dengan yogurt, puding buah, atau puree.
Camilan buatan rumah tidak mengandung bahan kimia dan dapat membatasi penggunaan gula dan garam sehingga lebih sehat bagi anak.
Baca juga: 5 Tips Agar Anak Suka untuk Makan Sayur
Editor: Rheinhard, S.Gz.,RD
Referensi:
- Akibat Jika Anak Terlalu Banyak Makan Snack Kemasan – tentanganak.com
- Bahaya Makanan Ringan Kemasan yang Tak Senikmat Rasanya – Alodokter
- Hari Pangan Sedunia, Hindari Beri Makanan Kemasan pada Anak – halodoc.com
- Salt for Babies: How Much is Safe? – Healthline
- Why Toddler Foods Have So Much Sugar and Salt – CBC News