Banyak yang mengatakan bahwa stres bisa meningkatkan keinginan untuk makan banyak. Apabila dilanjutkan, hal ini bisa menyebabkan seseorang menjadi obesitas.
Seorang wanita asal China, Ouyang Wenjing membagikan kisahnya yang mengalami obesitas karena terlalu lama bekerja. Adanya tekanan pekerjaan dan kerja yang panjang dapat membuat seseorang mengalami stres. Ditambah gaya hidup menjadi tidak teratur.
Ouyang mengatakan selalu memesan layanan pesan-antar makanan. Berat badannya naik sebanyak 20 kg selama 2 tahun bekerja, dari yang semula 60 kg menjadi 80 kg. Pada Juni 2024, Ouyang berhenti dari pekerjaan dan mulai menurunkan berat badannya.
Berdasarkan data Health and Safety Executive, pada tahun 2018 terdapat 595.000 permasalahan stres dan depresi yang berhubungan dengan pekerjaan di Indonesia. Dalam penelitian Abdurrahman tahun 2020 ditemukan bahwa sebanyak 61,2% yang mengalami stres juga mengalami gangguan makan atau disebut stress eating. Apabila seseorang terus melampiaskannya melalui makanan, dapat berdampak pada kesehatan hingga terjadinya obesitas.
Sebenarnya bagaimana stres bisa memengaruhi makan seseorang dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Berikut penjelasannya.
Stres Menyebabkan Keinginan Makan Berlebih

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan adanya hubungan emosi dan suasana hati terhadap perilaku makan. Perilaku ini dapat juga disebut dengan emotional eating. Pada kasus orang yang mengalami stres dan melampiaskannya ke makanan dapat disebut dengan istilah stress eating.
Sebuah artikel dalam jurnal Psychoneuroendocrinology menyatakan bahwa stres sehari-hari memiliki hubungan positif terhadap asupan camilan. Semakin tinggi tingkat stres, semakin banyak camilan yang dikonsumsi. Hal ini dapat disebabkan karena makanan dianggap sebagai mekanisme koping atau pertahanan ketika mengalami kondisi ini. Makan juga dianggap dapat mengurangi gairah dan sifat mudah tersinggung serta memiliki efek menenangkan.
Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Hal ini dapat berbeda pada setiap individu dengan karakteristik berbeda. Sebuah artikel dalam The Journal of Nutrition menjelaskan bahwa pria cenderung merespons stres dengan penurunan nafsu makan, sedangkan wanita lebih rentan untuk mengalami emotional eating.
Sebuah penelitian di Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan kondisi ini dapat menyebabkan gangguan makan, baik berupa makan banyak maupun penurunan nafsu makan. Ketika stres, seseorang yang melarikan diri lewat makan cenderung mengonsumsi makanan berenergi tinggi, seperti makanan tinggi gula dan lemak karena terbukti dapat menciptakan rasa nyaman.
Apabila hal ini terus-menerus terjadi, ditakutkan akan terjadi obesitas, seperti pada kisah Ouyang dan Sunarti. Orang dengan obesitas dapat meningkatkan berbagai macam risiko penyakit. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian makan dan kontrol yang baik ketika stres.
Lantas, apa yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami stress eating?
4 Tips Mengatasi Stress Eating
Berikut beberapa tips yang dirangkum dari Alodokter untuk mengatasi keinginan makan ketika sedang stres:
1. Coba alihkan ke makanan bergizi
Langkah pertama, coba tekan keinginan makan berlemak dan bergula. Sebagai penggantinya, coba alihkan ke makanan yang lebih bergizi, seperti buah-buahan, kacang-kacangan, yogurt, atau lauk-pauk seperti telur dan ikan. Makan perlahan dan fokus pada makanan. Makan yang terlalu cepat dan tidak fokus dapat menyebabkan seseorang makan berlebih karena tidak menyadari adanya perasaan kenyang.
2. Lakukan stretching dan olahraga ringan
Coba lakukan stretching atau peregangan di sela-sela kegiatan. Lakukan juga pernapasan dalam-dalam untuk sedikit meredakan stres. Selain itu, coba lakukan olahraga rutin setiap hari minimal 30 menit. Contoh olahraga yang mudah dilakukan sehari-hari adalah lari pagi, yoga, dan senam irama.
3. Alihkan makan ke meditasi, mendengarkan musik, atau bermain game
Coba untuk mencari hobi atau kesenangan lain ketika stres, seperti meditasi, mendengarkan musik, menonton film atau serial, membaca buku, atau bermain game. Coba lakukan hal atau kegiatan lain untuk meredakan stres selain makan. Terdapat juga orang yang meredakan stres lewat kegiatan rumah tangga, seperti mencuci piring dan membersihkan rumah. Oleh karena itu, temukan cara untuk meredakan stres yang lebih positif dan tidak merugikan kesehatan.
4. Atasi pemicu stres
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menemukan akar permasalahan dan mulai mengatasinya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kebiasaan melampiaskan stres ke makan banyak perlu diatasi karena dapat berdampak pada kesehatan, salah satunya menyebabkan obesitas. Perlu adanya kontrol yang baik terhadap perilaku makan dan coping mechanisme stres yang baik dan ke arah positif.
Baca juga: Benarkah Mengonsumsi Alpukat Dapat Meredakan Stres? Ini Kata Studi
Editor: Eka Putra Sedana
Referensi:
- Wanita China ini Stres Bekerja, Obesitas, Berat Badannya Naik 20 Kg – Kompas
- The Interplay of Gender, Mood, and Stress Hormones in the Association between Emotional Eating and Dietary Behavior (2014), The Journal of Nutrition
- Daily Stress and Eating Behaviors in Adolescents and Young Adults: Investigating the Role of Cortisol Reactivity and Eating Styles (2023), Psychoneuroendocrinology
- Hubungan Tingkat Stres terhadap Risiko Gangguan Makan pada mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (2023), Universitas Muhammadiyah Surakarta
- Stress Eating, Kecenderungan untuk Makan Berlebihan saat Sedang Stres – Alodokter