Awas Kalap Makan Saat Halal Bihalal! Ini Cara Kendalikannya 

kalap makan saat lebaran

Lebaran telah usai. Gimana nih pola makan ApleFriends akhir-akhir ini? Apakah sudah kembali seperti biasa, atau justru makin banyak karena banyak acara silaturahmi? Salah satu hal yang bikin kita makan lebih banyak setelah Lebaran adalah tradisi halal bihalal. Nggak mungkin dong datang tanpa ikut mencicipi hidangan yang disajikan!

Nah, kalau sudah seperti ini, bagaimana cara mengendalikannya supaya nggak keterusan dan berujung pada kenaikan berat badan yang nggak diinginkan? Yuk, simak tipsnya supaya pola makan tetap terkendali!

Kenapa Bisa Kalap Makan Saat Halal Bihalal?

Lebaran telah menjadi tradisi turun-temurun sebagai ajang silaturahmi dengan kerabat dan orang terdekat. Saat berkunjung ke rumah sanak saudara, acara makan-makan atau sekadar mencicipi hidangan tuan rumah hampir tak pernah terlewatkan. Tak jarang, momen ini memicu perilaku kalap makan atau binge eating.

Fenomena ini bukan tanpa alasan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan berlebihan saat momen besar, seperti Lebaran, sering dipengaruhi oleh faktor psikososial. Rasa bahagia karena berhasil menjalani puasa Ramadhan, antusiasme bertemu keluarga besar, atau suasana liburan yang menyenangkan bisa menjadi pemicu. Kondisi ini dikenal sebagai emotional eating—yaitu makan sebagai respons terhadap emosi, bukan karena rasa lapar yang sesungguhnya.

Bahaya Binge Eating Setelah Lebaran

Sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik ya ApleFriends! Inilah bahayanya kalau kalap makan setelah lebaran:

1. Nyeri Muskuloskeletal

Berat badan yang naik drastis akibat makan berlebihan bisa menambah beban sendi dan otot, menyebabkan pegal-pegal atau nyeri di punggung dan lutut.

2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Konsumsi makanan tinggi garam (seperti opor, rendang, kerupuk) berlebihan bisa menaikkan tekanan darah secara signifikan.

3. Hiperkolesterolemia (Lemak Darah Tinggi)

Makanan lebaran biasanya tinggi lemak jenuh. Jika dikonsumsi berlebihan, kolesterol jahat (LDL) bisa meningkat dan menimbulkan risiko penyumbatan pembuluh darah.

4. Diabetes

Asupan gula dan karbohidrat sederhana yang tinggi, apalagi jika tidak diimbangi aktivitas fisik, bisa mengganggu metabolisme insulin (hormon pengatur gula darah) dan memicu diabetes, terutama jika ada riwayat keluarga.

5. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskular)

Kombinasi dari tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi akibat binge eating dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

6. Gangguan Menstruasi

Perubahan berat badan ekstrem akibat pola makan tidak terkontrol dapat mengganggu keseimbangan hormon, menyebabkan haid tidak teratur atau bahkan tidak datang sama sekali.

7. Disregulasi Kortisol (Hormon Stres)

Pola makan berantakan dan berat badan naik dapat memicu stres yang berujung pada peningkatan hormon kortisol—dan makin memperkuat keinginan makan berlebih (lingkaran setan emotional eating).

8. Gangguan Tidur (Sleep Disorders)

Binge eating juga bisa memicu gangguan tidur, seperti sleep apnea, terutama bila makan besar dilakukan menjelang tidur. Berat badan berlebih pun menjadi faktor risiko tambahan.

Tips Kendalikan Nafsu Makan Saat Halal Bihalal

1. Ganti Dessert Manis dengan Teh Hangat

Di banyak rumah saat halal bihalal, dessert khas seperti kue lapis legit, klepon, atau nastar selalu hadir di meja. Daripada langsung menyantap yang manis-manis setelah makan besar seperti opor ayam, rendang, dan ketupat, coba akhiri makan dengan secangkir teh tawar atau air putih hangat. Ini membantu pencernaan dan memberikan rasa puas tanpa menambah kalori berlebih.

2. Jangan Lupa Makan Sayur Dulu!

Alternatif lain, sebelum mulai makan, isi dulu perutmu dengan sayuran seperti urap, gado-gado, atau lalapan. Kandungan serat dalam sayur akan bantu memperlambat penyerapan gula dan membuat kamu lebih cepat kenyang, sehingga porsi opor atau sambal goreng ati bisa lebih terkontrol. 

3. Pilih Camilan yang Cerdas!

Saat ngobrol dengan sepupu dan om-tante, seringkali tangan refleks mengambil kastengel, putri salju, atau keripik balado dari toples. Nggak kerasa, bisa habis satu toples sendiri! Daripada itu, siapkan alternatif camilan yang lebih sehat seperti:

  • Potongan buah segar (pepaya, semangka, melon)
  • Kacang rebus atau edamame
  • Singkong rebus atau ubi kukus

Kalau ada tamu di rumah, bisa juga suguhkan pilihan ini sebagai bentuk kepedulian pada kesehatan keluarga. Budaya menjamu tetap jalan, tapi dengan pilihan yang lebih baik.

4. Hindari Godaan Hampers dan Oleh-Oleh Lebaran

Budaya saling kirim hampers Lebaran sekarang makin populer. Sayangnya, isinya sering berupa makanan tinggi gula dan lemak: brownies, cookies, keripik, sampai sirup manis. Meskipun niatnya saling memberi kebahagiaan, kita tetap perlu bijak memilih dan mengatur porsinya.

Coba cek label kemasan jika ada, atau batasi jumlah yang dikonsumsi per hari. Bisa juga berbagi dengan tetangga atau yang membutuhkan, supaya tidak numpuk di rumah dan bikin kamu tergoda terus.

Kesimpulan

Halal bihalal adalah momen spesial, tapi bukan berarti kita harus “balas dendam” makan tanpa kontrol. Dengan langkah-langkah kecil seperti memilih camilan lebih sehat, makan sadar, dan mengatur porsi, kamu bisa tetap menikmati kebersamaan tanpa perlu khawatir berat badan naik atau kesehatan terganggu.

Baca juga: Opor Ayam: Menu Wajib Saat Lebaran

Referensi

  1. Winter Holidays and Their Impact on Eating Behavior—A Systematic Review (2023), Nutrients
  2. Binge Eating Disorder I StatPearls Publishing
  3. Mindful Eating and Active Living: Development and Implementation of a Multidisciplinary Pediatric Weight Management Intervention (2020), Nutrients

Editor: Rheinhard, S.Gz., RD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *