Baru-baru ini Food and Drug Administration (FDA) merilis pengumuman bahwa kelapa bukan lagi termasuk dalam jajaran alergen pada makanan. Kira-kira apakah potensi dan tantangan produsen serta konsumen pasar Indonesia dan internasional? Apa yang mendasari perubahan kebijakan dan bagaimana pengaruh dari kebijakan yang baru ini?
Bahan Alergen: Si Penyusup pada Pangan Olahan
Mengacu pada Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018, alergen dideskripsikan sebagai bahan pangan yang dapat memicu reaksi alergi dan/ atau intoleransi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Di Indonesia, peraturan tentang pangan olahan wajib mencantumkan label yang mengandung alergen serta jika menggunakan sarana produksi yang menggunakan sarana produksi yang sama dengan pangan olahan bersifat alergen, produsen juga wajib mencantumkan informasi tentang kandungan alergen.
Tujuh kategori bahan makanan yang diklasifikasikan sebagai allergen antara lain
- Bahan mengandung gluten seperti sereal, rye, barley, dan
- Kerang-kerangan dan hasil olahannya.
- Telur dan hasil olahannya.
- Ikan dan hasil olahannya.
- Kacang tanah, kedelai, dan hasil olahannya.
- Susu dan hasil olahannya (termasuk laktosa).
- Tree nuts dan hasil olah kacang.
Pencantuman Label Alergen sebagai Perlindungan Konsumen
Pelaku usaha makanan dan minuman memiliki kewajiban mencantumkan pelabelan bahan pangan yang mengandung alergen sebagai sumber informasi bagi konsumen. Dikutip Allergic Living sebuah wawancara kepada Eleanor Garrow Holding selaku CEO dari Organisasi Food Allergy and Anaphylaxis Connection Team (FAACT), pelabelan bahan pangan yang bersifat alergen harus jelas dan transparan sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang bijaksana dalam mengkonsumsi.
Kelapa bukan lagi dalam Kategori Tree Nut
Mulai Januari 2025, FDA mencoret kelapa dari kategori “tree nuts” yang termasuk alergen major serta memperjelas jenis bahan pangan yang termasuk dalam kategori “tree nuts” sebagai berikut kacang almond, kacang brazil, kacang mede, kacang hazelnut, macadamia, pecan, pine nut, pistachio, serta kacang walnut.
Kelapa di klasifikasikan bukan sebagai “tree nut” tetapi masuk dalam tipe buah-buahan. Sehingga tidak tepat jika dimasukkan dalam komposisi bahan “Mengandung … ” dalam label alergen yang diharuskan ada pada produk-produk yang masuk ke pasar US.

Apa artinya bagi Industri Makanan dan Minuman Indonesia?
1. Perubahan label pada kemasan
Tentunya dengan kebijakan yang baru, produsen industri makanan dan minuman kemasan yang memasarkan produknya ke pasar Amerika Serikat serta mengacu pada FDA untuk regulasi pelabelan, harus melakukan pembaharuan kemasan dengan format yang benar. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan kepada konsumen.
2. Terbukanya kesempatan perluasan pasar bagi kelapa sebagai produk lokal Indonesia.
Dilansir dari Data International Coconut Community (ICC) 2023, Indonesia termasuk negara produsen kelapa terbesar di dunia dengan kontribusi terbesar dari Provinsi Riau di Sumatra membentang sampai Kepulauan Maluku di daerah Timur. Dengan sumber daya yang berlimpah serta usaha pengolahan pangan yang standar, kelapa menjadi bahan pangan terutama dalam pangan olahan kemasan berpotensi menjadi komoditas ekspor.
Sering dinamakan “Pohon Kehidupan”, penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan elektrolit berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi organ, termasuk memiliki efek diuretik alami yang meningkatkan produksi urin sebagai jalur detoksifikasi tubuh.
Sebuah penelitian dari Journal Functional Foods, air kelapa dengan bahan aktif fitokemikal memiliki peranan dalam menangkal inflamasi hati. Hasil yang positif dalam meningkatkan fungsi ginjal untuk membersihkan racun dari tubuh juga diulas dalam Journal of Complementary and Integrative Medicine.
Tak hanya buahnya, daun serta batang kelapa juga dapat diolah menjadi kerajinan anyaman, bahan bangunan, sampai pada pemanfaatan pangkal pelepah daun untuk ragi dan gula aren.
Apa artinya bagi konsumen Indonesia?
Data penduduk Amerika menunjukkan kecenderungan tinggi terhadap alergi kacang dan olahannya. Berbanding terbalik di Asia, tidak terkecuali Indonesia, alergi pada kacang dan olahannya punya prevalensi yang kecil untuk terjadi. Meski kemungkinan pengaruh kelapa memicu sensitivitas imun tubuh penduduk Indonesia terlihat kecil, penting untuk memahami pemicu alergen terutama bagi individu yang sensitif.
Untuk itu, ada pentingnya konsumen Indonesia, terutama dengan banyaknya makanan dan minuman impor, untuk memahami label alergen pada kemasan. Hal ini termasuk memahami bahan apa saja yang terkandung pada produk sampai pada mencermati format khusus untuk pemberitahuan informasi alergen terkandung.
Biasanya, bahan yang dicetak tebal pada ingredient list serta tulisan “Mengandung …, lihat daftar bahan yang dicetak tebal.”, merupakan indikasi adanya bahan-bahan yang dapat memicu kerja imun pada individu dengan kepekaan imun yang tinggi.
Baca juga: Baca Label Pangan Olahan: Apa Gunanya dan Bagaimana Caranya?
Referensi:
- FDA Updates Guidelines for Tree Nut Allergy – NC State University
- FDA on Top Allergen Labels: Coconut Off List, Milk Sources Expand – Allergic Living
- Are Coconuts Safe With Tree Nut Allergy? – Allergic Living
- 10 Provinsi Penghasil Kelapa Terbesar di Indonesia – Inilah.com
- Tender coconut water suppresses hepatic inflammation by activating AKT and JNK signaling pathways in an in vitro model of sepsis. (2020). Journal Functional Foods.