Keamanan pangan di rumah adalah sebuah keharusan yang harus diterapkan karena berkaitan langsung dengan kondisi kesehatan individu dalam rumah tangga. Makanan tidak hanya harus bergizi tetapi seorang penjamah makanan di rumah harus bisa memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarganya. Penyakit yang diakibatkan oleh makanan selain bisa menjadi beban kesehatan keluarga juga dapat berkontribusi terhadap produktivitas keluarga tersebut, belum lagi, keracunan makanan yang terjadi di suatu daerah bisa menjadi beban kesehatan masyarakat yang harus menjadi perhatian khusus.
BPOM menyebutkan bahwa KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan makanan sebagian besar terjadi akibat masakan rumah tangga. Penyebab KLB dapat diakibatkan oleh proses pengolahan yang tidak bersih serta higiene perorangan yang kurang baik. Tahap penyajian makanan memiliki banyak celah yang memungkinkan terjadinya pencemaran pangan, misalnya melalui tempat dan alat penyajian, wadah yang digunakan dan penyajinya sendiri. Oleh karena itu, perlu diketahui langkah tepat yang perlu dilakukan agar kejadian keracunan makanan dirumah tangga dapat diminimalisir.
Berikut Tips cara menghindari Keracunan Makanan di rumah:
1. Ibu/Ayah/Penjamah Makanan harus paham terkait keamanan pangan
Sebagai orang yang melakukan kontak langsung dengan makanan, perlu sekali memahami bahwa penjamah makanan dapat secara langsung menularkan penyakit atau membuat makanan yang disajikan menjadi tidak baik untuk dikonsumsi. Jadi upaya untuk mempersiapkan makanan dengan baik dan benar merupakan langkah awal agar bisa memberikan yang layak dikonsumsi dan bergizi
2. Pahami dan Kenali Risiko Bahaya pada Makanan
Risiko bahaya pada pangan berupa bahaya biologi, bahaya kimia dan bahaya fisik. Bahaya biologi dapat berupa mikroba (bakteri, kapang, kamir, virus dan parasit). Pertumbuhan mikroba atau kuman dapat menyebabkan pangan menjadi rusak sehingga tidak layak untuk dimakan dan dapat menyebabkan keracunan makanan. Harus diketahui bahwa pada umumnya bakteri membutuhkan suhu 5 – 60 derajat celcius untuk dapat berkembang biak, sehingga penyimpanan dan pemasakan yang baik dan benar dapat menghindari pertumbuhan bakteri pada makanan.
Sementara untuk bahaya kimia, dapat berupa racun alami dari makanan, limbah industri, asap kendaraan bermotor, residu pestisida, serta penggunaan pengawet yang terlarang (boraks, formalin, metanil yellow, rhodamin B). Bahaya fisik adalah benda yang tidak boleh ada di dalam pangan seperti staples, batu, kerikil, gelas, kaca, logam, dan lainnya.
3. Beli Pangan yang Aman
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membeli pangan diantaranya adalah, tempat pembelian, daftar pangan yang dibeli dan perhatikan kemampuan penyimpanan dirumah.
1. Tempat pembelian, pastikan untuk membeli pangan dari penjual yang bersih dan terhindar dari infeksi. Penjual yang terkena flu, batuk atau penyakit kulit rentan menularkan penyakitnya ke konsumen melalui makanan.
2. Buat daftar pangan yang dibeli, daftar pangan yang akan dibeli mencangkup jenis dan jumlahnya sesuai dengan rekomendasi urutan membeli pangani yang dianjurkan. Membeli pangan sesuai dengan urutan dapat menghindari potensi terjadi kontaminasi dan pangan yang rusak.
(Sumber: Badan POM Kabupaten Bungo)
Belilah pangan olahan dengan cara cek kemasan, label, nomor izin edar dan kadaluwarsa, selain itu pastikan juga kemasan tidak rusak dan utuh.
4. Menyimpan Pangan secara Aman
Dalam menyimpan makanan, perhatikan selalu jenis makanan yang akan disimpan. Untuk makanan kering seperti gula, tepung, beras, kopi, mi instan, pisang, makanan kaleng, dapat disimpan di suhu ruang. Untuk bahan pangan yang disimpan di suhu dingin, bahan makanan yang dapat disimpan berupa telur, susu pasteurisasi, susu fermentasi, pangan siap saji yang tidak langsung dikonsumsi dan yang dibeli dalam kondisi dingin. Setelah itu, untuk suhu beku, makanan yang dapat disimpan berupa daging, es krim dan pangan yang dibeli juga dalam keadaan beku.
5. Memasak Pangan sampai Matang
Hal yang harus dipastikan dalam memasak makanan adalah suhu dan waktu pemasakan. Pastikan untuk bahan pangan seperti daging, unggas, telur dan ikan harus dimasak sampai matang, karena dikhawatirkan bakteri yang menempel di bahan pangan tersebut masih hidup.
6. Menyajikan Pangan secara Aman
Dalam menyajikan makanan, kita harus memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya, untuk pangan segar harus dicuci dengan air bersih, usahakan menggunakan air matang. Sajikan makanan panas dalam keadaan panas, misalnya sup, gulai dan soto. Selalu sajikan pangan dalam keadaan tertutup agar tidak dihinggapi oleh serangga seperti lalat dan terhindar dari cemaran polusi.
7. Menjaga Kebersihan
Selalu cuci tangan dengan bersih setelah memegang telfon genggam, sebelum pegang makanan, setelah memegang uang, setelah dari kamar mandi, setelah membuang sampah, setelah bersin dan batuk atau memegang hewan peliharaan.
Keamanan pangan dapat mulai diterapkan dari rumah, mulai mengajarkan keamanan pangan di rumah dapat menghindari kejadian keracunan pangan yang bermanfaat baik untuk diri sendiri dan keluarga. Dengan mempraktekan langkah-langkah tersebut diharapkan kita dan keluarga dapat terhindar dari risiko keracunan makanan.
Baca juga: Pemanis Buatan Apakah Aman untuk Kesehatan?
References:
- Menghindari Keracunan Makanan: Tips Keamanan Pangan untuk Keluarga di Rumah – Ayosehat Kemenkes
- 101 Tips Keamanan Pangan – Badan Pengawas Obat dan Makanan
- Ternyata Belanja Bahan Makanan ada urutannya Lho, gengs! – guesehat.com
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD