Realitas Konsumsi Gula di Indonesia: Ancaman Tersembunyi di Balik Budaya Makan

sugar

Indonesia, negeri dengan ragam kuliner yang kaya dan memanjakan lidah, juga memegang sebuah paradoks yang menarik. Makanan dan minuman manis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, namun di balik kenikmatan itu, ada ancaman kesehatan yang serius. Kebiasaan konsumsi gula berlebih memunculkan dampak kesehatan yang tidak bisa diabaikan, meski tidak selalu tampak jelas pada pandangan pertama.

Kebiasaan Konsumsi Gula yang Mengkhawatirkan di Masyarakat

Data menunjukkan kenyataan yang cukup mengkhawatirkan. Sekitar 28,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, dan lemak lebih dari batas yang disarankan. Konsumsi gula pasir per kapita di Indonesia mencapai 160 gram per hari, angka yang jauh lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 25 gram per hari. Angka ini mencerminkan kecenderungan yang berpotensi menambah angka obesitas, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya, yang semakin meningkat seiring waktu.

Pola Konsumsi Berdasarkan Sosio-Ekonomi dan Usia

Ternyata, kebiasaan konsumsi gula juga berkaitan dengan faktor sosio-ekonomi. Mereka yang memiliki pengeluaran rumah tangga lebih dari Rp 5 juta per bulan cenderung mengonsumsi lebih banyak gula, mencapai angka 27,6% dari total konsumsi mereka. Di sisi lain, konsumsi gula juga bervariasi menurut kelompok usia, dengan kelompok usia 55-64 tahun tercatat sebagai yang paling tinggi dalam mengonsumsi gula (21,6%). Hal ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan usia turut berperan dalam pola makan yang kita pilih.

Dampak Serius dari Kebiasaan Mengonsumsi Gula Secara Berlebihan

Meskipun memberikan kenikmatan sesaat, konsumsi gula yang berlebihan membawa berbagai risiko kesehatan yang serius. Diabetes melitus dan obesitas adalah dua ancaman utama yang semakin mengkhawatirkan. Bahkan, angka prevalensi diabetes pada anak usia sekolah yang mencapai 13% mengungkapkan tren yang sangat memprihatinkan. Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih juga turut memperburuk kondisi jantung dan hipertensi, masalah kesehatan yang sudah banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.

Mengenal 5 Jenis-Jenis Gula dalam Kehidupan Sehari-Hari yang Perlu Diketahui!

Untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman, penting bagi masyarakat untuk memahami jenis-jenis gula yang ada dalam produk yang mereka konsumsi. Berikut adalah beberapa jenis gula yang umum ditemukan di pasar:

1. Glukosa

Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh yang mudah diserap dan cepat diolah oleh tubuh untuk mendukung fungsi-fungsi vital, termasuk aktivitas fisik dan mental.

2. Fruktosa 

Fruktosa adalah gula alami yang terdapat dalam buah-buahan, yang memiliki rasa lebih manis dibandingkan jenis gula lainnya. Namun, konsumsi fruktosa berlebihan dapat memicu masalah kesehatan seperti resistensi insulin dan peningkatan kadar lemak dalam darah.

3. Sukrosa

Sukrosa, dikenal sebagai gula meja biasa, sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gula jenis ini terdiri dari glukosa dan fruktosa, dan umumnya digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman.

4. Laktosa 

Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahannya. Bagi mereka yang intoleran laktosa, konsumsi laktosa dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung dan diare.

5. Sirup Jagung Fruktosa Tinggi (HFCS) 

Sirup Jagung Fruktosa Tinggi (HFCS) adalah pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman kemasan dan makanan olahan. HFCS sering kali digunakan sebagai pengganti gula karena harganya yang lebih murah, namun konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada risiko obesitas dan sindrom metabolik.

Kesadaran Masyarakat dan Tantangan di Masa Depan

(Source: iStock)

Meskipun kesadaran terhadap pentingnya mengurangi konsumsi gula semakin meningkat, realitasnya lebih dari separuh penduduk Indonesia masih memilih makanan dan minuman manis. Ini menunjukkan tantangan besar dalam mengubah kebiasaan lama yang sudah mengakar kuat. Langkah-langkah seperti penerapan pajak pada minuman manis dan kampanye edukasi tentu penting, namun perubahan sejati memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, produsen, dan masyarakat secara keseluruhan.

4 Langkah Sederhana Menuju Perubahan Besar Budaya Mengonsumsi Gula Berlebih

1. Mengurangi Konsumsi Minuman Kemasan Manis

Mengurangi konsumsi minuman kemasan manis adalah langkah pertama yang penting untuk mengurangi asupan gula harian. Beralih dari minuman manis ke pilihan yang lebih sehat dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan.

2. Memperbanyak Asupan Air Putih dan Buah Segar

Menggantikan minuman manis dengan air putih dan memperbanyak konsumsi buah segar tidak hanya mengurangi asupan gula, tetapi juga memberikan hidrasi dan nutrisi penting bagi tubuh. Buah segar mengandung gula alami yang lebih sehat serta serat yang membantu pencernaan.

3. Selalu Memeriksa Label Produk

Membiasakan diri untuk selalu memeriksa label produk guna mengetahui kandungan gula adalah langkah penting dalam mengurangi konsumsi gula. Dengan memahami apa yang ada dalam makanan yang dikonsumsi, kita dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan menghindari produk dengan kandungan gula tambahan yang tinggi.

4. Menggunakan Pemanis Alami seperti Madu

Menggunakan pemanis alami seperti madu dalam jumlah yang moderat bisa menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan gula rafinasi atau pemanis buatan. Madu tidak hanya memberikan rasa manis, tetapi juga mengandung nutrisi tambahan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Konsumsi gula berlebihan adalah masalah kesehatan yang tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga menjadi isu penting di tingkat nasional. Menyadari dampaknya dan melakukan langkah-langkah preventif adalah hal yang sangat penting. Dengan mengurangi konsumsi gula dan memilih pola makan yang lebih sehat, kita dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup

Baca juga: Dari Minuman Manis ke Air Putih: Langkah Kecil untuk Hidup Sehat di 2025

Editor: Eka Putra Sedana

Source:

  1. Gula Menjadi Candu bagi Orang Indonesia – Kompas.id
  2. Menakar Bahaya Gula di Masyarkat Indonesia – CXO Media
  3. Konsumsi Gula Belrebih, Waspadai Risikonya – Sehat Negeriku Kemkes
  4. Menakar Pembatasan Minuman Berpemanis Dalam Kemasan – mediakeuangan.kemenkeu.go
  5. Sugar-Sweetened Beverages Taxation Plan in Indonesia: Call for Political Commitment (2024), Public Health Challenges
  6. Nutritional Status, Sugar Sweetened Beverage Consumption and Physical Activity in Male and Female College Students Living in Dormitory (2024), Journal of Community Empowerment for Health
  7. Nutritional Status, Physical Activity, Sugar Consumption and the Risk of Diabetes Mellitus in Samarinda (2024), Miracle Journal of Public Health

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *