Banjir yang melanda berbagai kota besar di Indonesia semakin parah belakangan ini. Curah hujan yang tinggi membuat air terus menggenang, mengganggu aktivitas sehari-hari—mulai dari pekerjaan, sekolah, hingga kehidupan di rumah. Namun, selain dampak langsung tersebut, ada ancaman lain yang tak kalah serius: penyakit yang muncul akibat banjir. Apa saja penyakit berbahaya yang perlu diwaspadai dan bagaimana cara mencegahnya? Yuk, simak informasi berikut, ApleFriends!
Waspada! Penyakit Berbahaya Saat Banjir
1. Leptospirosis: Penyakit Berbahaya dari Air Kotor
Leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui air dan terjadi akibat interaksi antara manusia, hewan pembawa bakteri, dan lingkungan yang terkontaminasi. Banjir, sebagai bencana alam yang semakin sering terjadi, meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini karena air banjir dapat membawa bakteri dari urine hewan terinfeksi.
Gejala klinis leptospirosis bisa bervariasi, mulai dari yang ringan seperti demam, menggigil, dan sakit kepala, hingga kondisi yang mengancam nyawa, seperti penyakit Weil. Penyakit Weil ditandai dengan kulit dan mata menguning (jaundice), gangguan ginjal, serta perdarahan.
2. Infeksi Saluran Pernapasan
Tempat pengungsian yang padat dan ventilasi yang buruk meningkatkan risiko penyebaran infeksi saluran pernapasan. Virus penyebab penyakit seperti flu dan pneumonia dapat dengan mudah menyebar di lingkungan yang sesak dan lembab.
Gejala gangguan pernapasan yang dapat terjadi seperti mengi, batuk, flu, dan bisa menimbulkan masalah yang lebih serius pada individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti asma.
3. Diare dan Infeksi Saluran Cerna
Diare tentu menjadi top list penyakit dampak dari banjir karena kemungkinan besar akibat dari konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Terlebih bagi para pengungsi yang tinggal di tempat dengan sanitasi buruk, risiko terkena penyakit saluran cerna akibat virus semakin tinggi.
Infeksi saluran cerna lainnya meliputi disentri, gastroenteritis akut (radang saluran cerna akut yang menyebabkan diare, mual, dan muntah), verotoxigenic E. coli (VTEC) enteritis (infeksi usus akibat bakteri E. coli yang menghasilkan racun dan bisa menyebabkan diare berdarah serta komplikasi serius), dan cryptosporidiosis (infeksi parasit pada usus yang menyebabkan diare berair).
4. Demam Berdarah (DBD)
Genangan air pasca banjir menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk penyebab demam berdarah dan malaria. Masyarakat yang tinggal di daerah endemik harus ekstra waspada karena risiko penularan bisa meningkat setelah banjir.
Sebagian besar kasus DBD tidak menunjukkan gejala, tanda-tanda utamanya meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di sekitar mata, nyeri otot, mual, muntah, nyeri perut, dan ruam kulit. Virus ini terkadang dapat menyebabkan kasus yang lebih parah, bahkan berujung pada kematian.
Tetap Waspada dan Jaga Kesehatan!
1. Jaga Higienitas Air Minum dan Makanan
- Rebus air sebelum diminum atau digunakan untuk memasak.
- Jaga kebersihan air minum untuk mencegah penyakit seperti diare dan kolera.
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, terutama setelah bersentuhan dengan air banjir.
- Hindari menggunakan air banjir untuk mencuci peralatan makan, menggosok gigi, atau menyiapkan makanan.
- Buang makanan yang terkena air banjir, karena bisa menjadi sumber infeksi berbahaya.
2. Hindari Kontak dengan Air Banjir
- Jangan berjalan atau sering-sering berada di daerah yang tergenang air.
- Air banjir seringkali mengandung kotoran, limbah, atau bahkan kabel listrik yang bisa membahayakan. Kalau perlu, gunakan perlengkapan keamanan seperti sepatu boot dan lainnya.
3. Bersihkan Rumah dengan Aman
- Buang barang yang tidak bisa dicuci dan dibersihkan, seperti kasur dan bantal yang terkena air banjir.
- Bersihkan semua permukaan rumah seperti dinding dan lantai dengan sabun, air bersih, dan cairan desinfektan atau pemutih.
4. Lindungi Diri dari Nyamuk
- Gunakan lotion anti-nyamuk sesuai petunjuk pemakaian.
- Pakai pakaian panjang seperti celana panjang dan baju lengan panjang.
- Gunakan kelambu saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk, terutama jika berada di area yang masih tergenang air.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, ApleFriends dapat mengurangi risiko penyakit pasca-banjir dan menjaga kesehatan keluarga. Tetap waspada dan jaga kebersihan!
Baca juga: 6 Makanan yang Harus Kamu Konsumsi saat Musim Hujan agar Tubuh Tetap Fit!
Referensi
- Possible viral infections in flood disasters: a review considering 2019 spring floods in Iran (2019), Iranian Journal of Microbiology
- Risk factors for human leptospirosis following flooding: A meta-analysis of observational studies (2019), PLOS One
- Respiratory and Otolaryngology Symptoms Following the 2019 Spring Floods in Quebec (2022), International Journal of Environmental Research and Public Health
- Mortality and morbidity risks associated with floods: A systematic review and meta-analysis (2024), Environmental Research
- Floods: How to protect your health I WHO
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD