Probiotik, yang umumnya dikenal untuk mendukung kesehatan pencernaan, ternyata juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental dan kesehatan pencernaan mungkin terlihat seperti dua hal yang berbeda, tapi sebenarnya keduanya saling terkait.
Salah satu penemuan menarik dalam ilmu kesehatan adalah hubungan antara usus dan otak, yang sering disebut dengan istilah gut-brain axis. Ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi di usus kita bisa memengaruhi bagaimana perasaan dan pikiran kita.
Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana probiotik dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Apa Itu Probiotik?
Menurut Food and Agriculture Organization/World Health Organization (FAO/WHO, 2002) menyebutkan bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang memadai akan bermanfaat terhadap kesehatan penjamunya, dengan kata lain probiotik memberikan manfaat kesehatan ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.
Mikroorganisme ini, terutama bakteri baik, mendukung keseimbangan mikrobiota di dalam usus. Keseimbangan ini berperan penting dalam proses pencernaan dan metabolisme tubuh, membantu penyerapan zat gizi, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Gut-Brain Axis: Mengapa Ini Penting?
Usus dan otak memiliki komunikasi dua arah melalui sistem saraf enterik (ENS) dan saraf vagus. Saraf vagus menghubungkan usus dengan otak, sementara sistem saraf enterik berperan sebagai “otak kedua” di dalam usus.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikrobiota usus mempengaruhi fungsi otak, termasuk emosi, stres, kecemasan, dan bahkan kognisi. Mikroba usus menghasilkan atau membantu menghasilkan banyak neurotransmiter kimia yang menyampaikan pesan antara usus dan otak. Mereka juga menghasilkan bahan kimia lain yang dapat memengaruhi otak melalui aliran darah.
Bagaimana Probiotik Mempengaruhi Kesehatan Mental?
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan stres. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychiatry Research menemukan bahwa konsumsi probiotik dapat menurunkan kecemasan pada individu yang menghadapi stres kronis. Ini mungkin terkait dengan kemampuan probiotik untuk mempengaruhi produksi neurotransmiter seperti serotonin, yang dikenal sebagai “hormon kebahagiaan” dan sebagian besar diproduksi di usus.
2. Meningkatkan Mood dan Mengurangi Depresi
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa probiotik memiliki potensi dalam mengurangi gejala depresi. Studi yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry menemukan bahwa suplementasi probiotik dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi gejala depresi pada individu yang mengalami gangguan suasana hati.
3. Mendukung Fungsi Otak dan Kognisi
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa probiotik dapat berperan dalam menjaga fungsi kognitif dan meningkatkan konsentrasi serta kemampuan belajar. Sebuah studi di Journal of Neurochemistry mengungkapkan bahwa bakteri baik dalam usus dapat mempengaruhi proses neurogenesis (pembentukan sel-sel saraf baru) dan kelenturan otak, yang penting untuk memori dan kognisi.
4. Menurunkan Peradangan
Probiotik dapat membantu mengurangi peradangan sistemik, yang sering dikaitkan dengan berbagai gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Mikroba dalam usus dapat memodulasi respons peradangan tubuh, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi otak.
5. Meningkatkan Kualitas Tidur
Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kesehatan mental. Beberapa studi menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu memperbaiki kualitas tidur. Hal ini berhubungan dengan keseimbangan mikrobiota usus yang mendukung produksi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur.
Apa Saja Jenis Probiotik yang Bermanfaat untuk Kesehatan Mental?
Berbagai jenis probiotik dapat bermanfaat bagi kesehatan mental, beberapa di antaranya meliputi:
1. Lactobacillus
Lactobacillus dikenal dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi. Contoh produk atau makanan yang mengandung lactobacillus, yaitu yogurt, kefir, tempe, kimchi, kombucha, acar, dan susu fermentasi (Yakult).
2. Bifidobacterium
Bifidobacterium dapat mempengaruhi produksi neurotransmiter dan memperbaiki suasana hati. Contoh produk atau makanan yang mengandung bifidobacterium, yaitu suplemen probiotik, kefir, miso, acar, sauerkraut, serta beberapa produk yogurt seperti Danone Activia dan Chobani.
3. Saccharomyces boulardii
Probiotik ini memiliki manfaat untuk mengurangi gejala depresi dengan cara memodulasi peradangan usus. Contoh produk atau makanan yang mengandung saccharomyces boulardii, yaitu florastor, suplemen probiotik saccharomyces boulardii, dan beberapa jenis kefir.
Usus dan otak kita ternyata terhubung lebih erat dari yang kita kira. Mikrobiota usus, yaitu kumpulan bakteri baik yang ada di dalam usus, berperan besar dalam memengaruhi kesehatan mental kita. Salah satu cara untuk mendukung keseimbangan emosi dan menjaga kesehatan mental adalah dengan mengonsumsi probiotik, yang bisa membantu mengurangi kecemasan, stres, serta meningkatkan kualitas tidur dan fungsi otak.
Baca juga: Mengandung Bakteri Baik, Ini Dia 4 Sumber Probiotik Untukmu
Referensi:
- The Gut-Brain Connection – Cleveland Clinic
- Probiotik adalah Strain Spesifik, Apa Maksudnya – Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM
- Beneficial psychological effects of a probiotic formulation – tandfonline.com
- From probiotics to psychobiotics – the gut-brain axis in psychiatric disorders – BRILL
- Microbiota gut brain axis and its therapeutic applications in neurodegenerative diseases – Nature Portfolio
- Probiotics and the Microbiota-Gut-Brain Axis: Focus on Psychiatry – Springer Nature
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien