Obesitas Sentral : Penyebab Tersembunyi di Balik Meningkatnya Risiko GERD

obesitas sentral

Obesitas merupakan kondisi dimana terjadinya penumpukan lemak yang berlebih, sehingga berat badan melebihi batas normal. Lemak dapat berkumpul di beberapa bagian tubuh seperti perut, paha, dan di bawah lengan. Salah satu jenis obesitas yang umum terjadi adalah obesitas sentral.

Obesitas sentral adalah penumpukan lemak utamanya di bagian perut. Dapat dikatakan obesitas sentral apabila memiliki nilai lingkar ≥ 90 cm pada laki-laki dan ≥ 80 cm pada perempuan. Obesitas ini biasanya ditandai dengan perut buncit, lingkar pinggang yang lebar, dan memiliki bentuk tubuh menyerupai apel. Bukan hanya mempengaruhi penampilan, obesitas sentral juga dapat yang dapat membahayakan kesehatan.

obesitas sentral
(Sumber : The Journal of Evidence-Based Dental Practice)

Obesitas bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Jika tidak segera ditangani, dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes.

Selain itu, obesitas ternyata juga bisa meningkatkan risiko penyakit GERD. Lantas, apa hubungan obesitas sentral dengan penyakit GERD? Yuk, simak selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Apa Saja Penyebab Obesitas Sentral Itu?

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), obesitas sentral pada penduduk berusia > 15 tahun mengalami peningkatan prevalensi dari 26,6% (2013) menjadi 31,0% (2018). Dengan kata lain, 1 dari 3 orang di Indonesia mengalami obesitas sentral.

Berdasarkan data tersebut, tentu menjadi sebuah peringatan bagi masyarakat untuk memperbaiki gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan. Berikut beberapa penyebab terjadinya obesitas sentral :

  • Asupan makan tidak tepat : Sering mengonsumsi makanan tinggi kalori, gula, dan lemak jenuh maupun makanan cepat saji dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih di area perut
  • Aktivitas fisik kurang : Apabila tubuh tidak banyak bergerak dan olahraga akan mengakibatkan, tubuh tidak dapat mengubah kalori menjadi energi dan berkontribusi pada peningkatan lemak tubuh
  • Stres : Stres berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol, yang berhubungan dengan penumpukan lemak di area perut

Apakah Obesitas Sentral Dapat Memicu GERD?

GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan gangguan pencernaan kronis yang terjadi ketika asam lambung atau isi lambung lainnya kembali ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti nyeri ulu hati, rasa terbakar di dada (heartburn), mual, dan muntah.

obesitas gerd
(Sumber : freepik.com)

Salah satu penelitian di Indonesia, menunjukkan prevalensi terjadinya GERD tahun 2016 yaitu sebesar 27,4%. Berdasarkan penelitian lain pada tahun 2018, di salah satu Rumah Sakit Jakarta ditemukan kasus GERD sebanyak 49%. Konsensus Nasional Penatalaksanaan GERD di Indonesia Tahun 2022 menyebutkan prevalensi gerd akan meningkat 8 – 33% setiap tahunnya.

Angka prevalensi yang tinggi dan meningkat ini akan mengganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat. Dilansir dari penelitian Neurogastroenterology & Motility, terjadinya obesitas, utamanya obesitas sentral, dapat meningkatkan risiko penyakit GERD.

Hal ini terjadi berkaitan dengan adanya penumpukan lemak perut yang berlebihan sehingga meningkatkan tekanan berlebih pada sistem pencernaan. Tekanan pada perut ini dapat melemahkan fungsi LES (Lower Esophageal Sphincter) yaitu otot cincin di bawah esofagus yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Obesitas juga dapat menyebabkan hernia hiatus, yaitu menonjolnya lambung ke dalam rongga dada. Akibatnya, tekanan berlebih tersebut dapat memaksa isi perut untuk naik ke kerongkongan dan menyebabkan terjadinya GERD.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia terhadap 37 mahasiswa menunjukkan hasil yang serupa. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 12 orang yang mengalami GERD memiliki rata-rata lingkar pinggang sebesar 94,42 cm dan tergolong obesitas sentral. Ini menandakan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan risiko GERD. Mahasiswa dengan lingkar perut yang melebihi batas normal cenderung mengalami gejala GERD kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada perut, yang dapat meningkatkan frekuensi refluks gastroesofageal yaitu kondisi di mana asam lambung atau isi perut naik ke kerongkongan.

Menurunkan Berat Badan Dapat Mengurangi Gejala GERD?

Mengutip pada penelitian Visceral Medicine, penurunan berat badan berlebih terbukti efektif mengatasi masalah GERD yang berkaitan dengan obesitas. Penurunan berat badan yang berlebih tentunya akan mengurangi lemak pada tubuh terutama di area perut. Penurunan jumlah lemak tersebut dapat mengurangi tekanan pada perut sehingga memperbaiki otot cincin yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

Proses penurunan berat badan sering kali melibatkan perubahan pola makan, seperti mengurangi makanan berlemak, pedas, atau asam yang dapat memicu gejala GERD. Namun, penting untuk melakukan penurunan berat badan dengan cara yang sehat dan berkelanjutan, seperti melalui diet seimbang dan olahraga sehingga dapat memperoleh manfaat maksimal bagi kesehatan.

Penulis : Adevina Hapsani, S.Gz
Editor : Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Referensi : 

  1. Obesity & GERD (2014), Gastroenterology Clinics of North America
  2. Considerations in the management of gastroesophageal reflux disease in the morbidly obese (2022), Annals of Esophagus
  3. Obesity and Cumulative Inflammatory Burden: A Valuable Risk Assessment Parameter in Caring for Dental Patients (2014), The Journal of Evidence-Based Dental Practice
  4. Obesity is associated with higher prevalence of gastroesophageal reflux disease and reflux related complications: A global healthcare database study (2024), Neurogastroenterology & Motility  
  5. Hubungan Obesitas Terhadap Kejadian Gastroesophageal Reflux Disease Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah (2024), SCIENA 
  6. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) di Indonesia (2022), Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia
  7. Stress and Obesity: Are There More Susceptible Individuals? (2018), Current Obesity Reports 
  8. Weight Loss and Acid Reflux – healthline.com
  9. Excess Body Weight and Gastroesophageal Reflux Disease (2021), Visceral Medicine

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *