Seperti yang kita ketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dimulai sejak Senin, 6 Januari 2025. Menu makanan di setiap sekolah dan daerah bisa berbeda-beda dan salah satu yang menjadi sorotan adalah keberadaan susu.
Susu menjadi minuman yang disukai anak-anak sehingga cukup mengecewakan ketika susu tidak lagi menjadi bagian wajib dari program MBG.
Lantas, apakah susu memang menjadi syarat terpenuhinya syarat bergizi pada program MBG? Begini penjelasannya!
Susu adalah Protein Hewani
Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS), susu bukan berperan sebagai penyempurna makan. Susu merupakan kelompok lauk hewani dan memang bukan suatu keharusan, apabila sudah tercukupi dari sumber protein lainnya, seperti telur, daging, dan ikan.
Dalam konsep PGS, makanan dikatakan sehat apabila susunan makanan sehari-hari mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
PGS juga mengenalkan konsep “Isi Piringku” untuk memudahkan porsi dalam setiap kali makan. Dalam satu piring makan terdiri dari setengah piring berisi sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya berisi makanan pokok dan lauk-pauk.
Susu termasuk ke dalam lauk-pauk dalam konsep tersebut sehingga apabila kebutuhan protein sudah terpenuhi dari lauk lainnya, seperti ikan, telur, tahu, tempe, makan susu bukan sebuah kewajiban.
Ini sama halnya dengan nasi dalam MBG yang digantikan dengan sumber karbohidrat lain, seperti sagu, kentang, atau jagung. Apabila sudah terdapat sumber karbohidrat lainnya, maka nasi tidak lagi wajib.
Belakangan ini juga ramai diperbincangkan mengenai susu ikan sebagai pengganti susu sapi. Sayangnya, susu ikan ini dikatakan tetap tidak dapat mengganti susu sapi.
Konsumsi ikan segar tetap lebih baik daripada susu ikan. Oleh karena itu, pandangan yang mengatakan bahwa susu adalah hal yang wajib dalam makan bergizi adalah salah. Selama kebutuhan protein, mineral, dan asam amino sudah terpenuhi dari lauk-pauk, sayur, dan buah, maka tetap dapat dikatakan bergizi meskipun tanpa susu.
Kalsium dalam Susu Berisiko Menghambat Penyerapan Zat Besi
Terdapat beberapa penelitian yang mengatakan bahwa konsumsi kalsium dapat mengganggu terhadap penyerapan zat besi. Konsumsi kalsium bersamaan zat besi dapat menurunkan kadar hemoglobin dalam darah.
Susu merupakan salah satu makanan sumber kalsium. Oleh karena itu, sebaiknya susu tidak diminum bersamaan dengan sumber zat besi, seperti yang terdapat pada lauk hewani, lauk nabati, dan sayur hijau.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa kalsium dalam dosis rendah (di bawah 800 mg) tidak begitu berpengaruh terhadap penyerapan zat besi. Susu kemasan 200 mL umumnya mengandung kalsium kurang dari 800 mg.
Meskipun begitu, konsumsi susu tetap disarankan tidak bersamaan dengan waktu makan utama karena ada risiko terjadinya gangguan penyerapan zat besi.
Oleh karena itu, pemberian susu bersamaan waktu makan sebenarnya tidak direkomendasikan. Perlu adanya sosialisasi agar anak-anak yang mendapatkan susu dalam MBG dapat mengkonsumsi susu sekitar satu jam setelah makan.
Kandungan Gula dalam Susu Kemasan
Kebanyakan susu yang dijual di pasaran umumnya diberikan perisa tambahan. Kandungan gula yang tinggi pada susu kemasan ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lain, seperti obesitas dan gigi berlubang.
Dengan demikian, susu tidak perlu selalu ada dalam makan bergizi gratis (MBG). Lauk hewani pada makan anak dapat berganti setiap harinya sehingga anak tidak mudah bosan.
Selama kecukupan zat gizi pada anak sudah terpenuhi melalui satu piring menu makan bergizi gratis, maka susu bukanlah makanan wajib. Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan lagi adalah menu makanan bergizi yang disesuaikan dengan kesukaan anak-anak.
Tujuan utama MBG adalah memenuhi kecukupan gizi dalam rangka penanganan stunting. Oleh karena itu, sangat penting membuat menu yang disukai anak-anak dan memenuhi kecukupan gizinya.
Baca juga: Bagaimana Dampak Program Makan Bergizi Gratis dalam Konteks SDG?
Editor: Rheinhard, S.Gz.,RD
Referensi:
- Inilah Perbedaan “4 Sehat 5 Sempurna” dengan “Gizi Seimbang” – Kemenkes
- Isi Piringku: Pedoman Makan Kekinian Orang Indonesia – Kemenkes
- Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tidak Boleh Sembarangan – Universitas Gadjah Mada
- Ahli Gizi Nilai Susu Tak Terlalu Penting di Menu Makan Bergizi Gratis – CNN Indonesia
- Calcium and The Absorption of Iron – Friesland Campina Institute
- Calcium Does Not Inhibit the Absorption of 5 Miligrams of Nonheme or Heme Iron at Doses Less Than 800 Miligrams in Nonpregnant Woman (2017), The Journal of Nutrition
- Peran Kalsium dan Vitamin C dalam Absorpsi Zat Besi dan Kaitannya dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil: Sebuah Tinjauan Sistematis (2021), Media Kesehatan Masyarakat Indonesia