Semua manusia butuh makanan maka semua manusia akan melakukan aktivitas ‘makan’. Tapi tidak semua manusia bisa merasakan nikmatnya aktivitas tersebut. Ada 3 macam gangguan makan menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam buku DSM-5.
Gangguan makan adalah serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat berkembang. Biasanya hal ini disebabkan oleh obsesi terhadap makanan, berat badan ataupun bentuk tubuh.
Kondisi ini bukanlah hal sepele. Selain permasalahan kesehatan mental juga dapat menyebabkan permasalahan kesehatan secara fisik.
Beberapa gangguan mental dapat menyebabkan diare, edema hingga malnutrisi. Bahkan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diatasi.
Macam-Macam Gangguan Makan
Dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke- 5 atau DSM-5, disebutkan bahwa ada 3 gangguan makan. Ditambah dengan kriteria terbaru untuk 4 lainnya seperti avoidant/restrictive food intake disorder, other specified feeding or eating disorder, Pica dan rumination disorder.
Namun kita akan membahas 3 gangguan makan yang paling umum terjadi dan perlu kamu hindari.
1. Anoreksia Nervosa (AN)
Anoreksia nervosa biasanya ditunjukkan dengan pandangan bahwa dirinya memiliki berat berlebih, sekalipun sesungguhnya ia sangat-sangat kurus. Mereka akan terus memantau berat badan, jenis asupan makanan dan membatasi asupan kalori dengan cara-cara yang ekstrem. Seperti memuntahkan makanan, menyalahgunakan obat pencahar, obat diuretik maupun obat enema, maupun olahraga berlebihan.
Meskipun sudah memiliki berat badan di bawah normal, mereka akan terus berupaya untuk menurunkan berat badannya. Hal inilah yang akhirnya tidak hanya menyebabkan gangguan mental, namun juga gangguan secara fisik seperti malnutrisi, kulit kering, edema, dan lain-lain
Baca juga: https://dietpartner.id/anoreksia-nervosa-ciri-ciri-hingga-akibat-yang-ditimbulkan/
2. Bulimia Nervosa (BN)
Berbeda dengan anoreksia nervosa, seseorang dengan bulimia nervosa akan mengonsumsi makanan secara berlebihan. Namun setelah itu mereka akan memuntahkan seluruh makanannya secara paksa.
Tentunya terdapat akibat yang ditimbulkan oleh bulimia nervosa, seperti diare, GERD, edema dan berat badan rendah atau bahkan berat badan berlebih. Hal ini karena terjadi komplikasi metabolisme dalam tubuhnya.
Baca juga: https://dietpartner.id/memuntahkan-makanan-agar-kurus-waspada-bulimia/
3. Binge eating disorder (BED)
Binge eating disorder biasanya ditunjukkan dengan episod berulang dari binge eating atau makan berlebihan saja. Berbeda dengan bulimia nervosa, seseorang dengan BED tidak akan memuntahkan makanannya ataupun melakukan olahraga berlebihan untuk menurunkan berat badan.
Karena konsumsi yang berlebihan, seseorang dengan BED akan berisiko mengalami penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Baca juga: https://dietpartner.id/makanan-sehat-saat-kamu-mengalami-binge-eating/
Pada umumnya gangguan makan dialami oleh remaja perempuan. Namun siapapun dirimu, tetap harus waspada dengan masalah ini. Karena penyebab terjadinya biasanya adalah stress, preferensi untuk terlihat kurus ataupun akibat unggahan di sosial media yang mendukung salah satu bentuk tubuh tertentu.Untuk mencegah hal ini kamu harus lebih percaya diri dengan bentuk tubuhmu. Selain itu kamu juga harus sadar berapa berat badan yang normal dan sehat untukmu, bukan sekedar penampilan yang menarik seperti yang terlihat di sosial media.
Apabila kamu mengalami gejala dari gangguan makan, segera hubungi dokter maupun psikiater. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memiliki pola makan dan hidup yang tepat agar mendapatkan tubuh yang sehat.
Sumber gambar : freepik.com
Penulis : Safira Rifdah Hafshah, S.Gz | Editor : Lilik Laras Shinta, S.Gz