Ayo Mulai Hitung Status Gizi Anak dengan 5 Langkah Mudah demi Masa Depan Anak!

Image by freepik

Melakukan perhitungan pada status gizi anak adalah salah satu langkah penting dalam menjaga dan memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal, khususnya untuk anak di bawah lima tahun (balita). Pemantauan status gizi dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat mendeteksi permasalah gizi pada anak. Jadi, apa saja indikator untuk mengukur status gizi pada anak? dan apa saja langkah yang harus dilakukan untuk menghitung gizi pada anak? Temukan panduan lengkap untuk menghitung status gizi pada anak dengan tepat dan akurat pada artikel di bawah ini!

Indikator Utama dalam Pengukuran Status Gizi Anak

Sumber: Website RRI

1. BB/PB

Weight-for-Height (WHZ) atau dalam bahasa Indonesia Berat Badan per Panjang Badan (BB/PB) merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur status gizi anak yang membandingkan berat badan anak dengan tinggi badannya. BB/PB dilakukan untuk mendeteksi masalah gizi akut..

2. PB/U

Height-for-Age (HAZ) atau dalam bahasa Indonesia Panjang Badan per Umur (PB/U) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tinggi badan anak berdasarkan usianya. PB/U digunakan untuk mendeteksi masalah gizi kronis seperti stunting

3. BB/U

Weight-for-Age (WAZ) atau dalam bahasa Indonesia Berat Badan per Umur (BB/U) digunakan untuk menilai apakah seorang anak mengalami kekurangan berat badan (underweight) dibandingkan dengan anak-anak pada usia yang sama..

5 Langkah Mudah Menghitung Gizi pada Anak

1. Pengambilan Ukuran Dasar

Sumber: Website Info Kapuas Hulu

Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk menilai status gizi. Pertama, timbang berat badan anak dengan menggunakan timbangan yang telah melewati proses kalibrasi untuk mendapatkan hasil yang tepat, pastikan anak tidak menggunakan alas kaki ataupun pakaian yang berat. Selanjutnya, ukur tinggi badan atau panjang badan anak dengan menggunakan alat pengukur. Untuk anak dengan usia 0-23 bulan dapat diukur dengan posisi badan anak berbaring menggunakan alat pengukur bayi. Sedangkan untuk anak usia 24-59 bulan dapat diukur dengan posisi berdiri menggunakan alat bernama stadiometer. 

2. Gunakan Grafik Pertumbuhan WHO

Sebagai referensi untuk mengukur data pertumbuhan anak dapat menggunakan grafik pertumbuhan WHO yang telah menjadi standar global. Penting untuk memilih grafik yang sesuai dengan usia serta jenis kelamin anak. Grafik tersebut dapat membantu memantau pertumbuhan anak apakah berada dalam kisaran sehat atau perlu perhatian khusus terkait status gizi.

3. Perhitungan Z-Score

Sumber: Website Informasi Seputar Gizi

Z-score merupakan sebuah nilai statistik yang dapat mengukur sejauh mana ukuran anak jika dibandingkan dengan nilai rataan populasi berdasarkan data WHO. Menghitung Z-score dapat dilakukan dengan mencocokan data anak dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Seperti, pada indikator BB/PB, carilah kolom tinggi badan anak dan cocokkan dengan berat badan anak. Pada PB/U, sesuaikan usia dengan tinggi badan anak, dan pada BB/U, sesuaikan usia dengan berat badan anak.

4. Interpretasi Hasil

Setelah melakukan perhitungan Z-score, status gizi anak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: jika Z-score berada di antara -2 SD hingga +2 SD, maka status gizi anak dianggap normal. Jika nilai BB/PB, PB/U, atau BB/U berada di bawah -2 SD, anak dikategorikan memiliki gizi buruk (wasting atau stunting). Sebaliknya, jika nilai WHZ di atas +2 SD, maka anak tergolong mengalami gizi lebih (overweight atau obesitas).

Sumber: Website World Health Organization

Seperti contoh pada gambar di atas mencatat bahwa seorang anak laki-laki berumur 8 bulan memiliki panjang 60 cm. Sesuai dengan garis grafik tersebut, maka anak laki-laki tersebut berada pada angka di bawah -3 SD yang menandakan kondisi tidak normal dan mengalami gizi buruk.

5. Identifikasi Masalah Tambahan

Penting juga untuk memperhatikan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi status gizi anak seperti, pola makan sehari-hari, riwayat penyakit, status ekonomi, hingga kondisi lingkungan tempat anak tinggal menjadi faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Pentingnya Pemantauan Rutin Status Gizi Anak

Sumber: Website Grid.id

Pemantauan rutin dapat memungkinkan deteksi dini masalah gizi pada anak. Saat ini, di Indonesia terdapat sebuah program bernama Posyandu yang menjadi program pelayanan kesehatan khususnya untuk anak-anak. Posyandu dapat melakukan pemantauan gizi dan pencatatan tumbuh kembang anak dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku pink) yang sangat penting sebagai pendeteksi awal masalah gizi anak. Posyandu juga memberikan pelayanan konseling terkait dengan gizi yang dapat membantu orang tua memahami pola makan sehat untuk anak dan kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya.

Baca juga: Masalah Gizi Anak Sekolah?

Referensi

Author: I Putu Eka Putra Sedana

Editor: Rheinhard, S.Gz., RD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *