Ancaman Tersembunyi dalam Produk Makanan dan Minuman Siap Saji: Soda Prebiotik

Setelah maraknya minuman siap minum berprotein bagi gym-rats and health-enthusiast, soda prebiotik hadir dengan gebrakan slogan minuman soda lebih sehat. Dilihat dari sisi strategi pemasarannya, soda prebiotik ini menyasar kalangan anak-anak. Produk ini menghadirkan klaim soda dengan gula lebih rendah dari biasanya serta menggunakan serat tumbuhan sebagai prebiotik untuk mendukung kesehatan usus. 

Contoh produk lokal Indonesia yang mengusung tema soda prebiotik adalah Palma dengan tagline “enriched tasty soda with fiber”. Soda yang diproduksi di kota Bandung ini tak hanya menawarkan rasa yang creamy dan menyegarkan, namun juga menggunakan stevia sebagai pemanis alami dan agave inulin sebagai sumber serat alami tumbuhan. 

Apa itu Soda Prebiotik? 

Konsep soda prebiotik muncul sebagai alternatif lebih sehat memangkas image soda sebagai minuman manis yang kurang baik. Mulai dari komposisi gula yang tinggi serta adanya kafein yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan rutin, minuman bersoda diklaim berpotensi membawa dampak negatif seperti obesitas, kerusakan gigi, sampai pada gangguan sistem metabolik tubuh. 

Sesuai dengan namanya, soda prebiotik, soda ini mengandung serat sebagai asupan untuk bakteri baik di usus. Salah satu bahan yang populer dipakai adalah inulin. Inulin adalah serat alami yang diambil dari tanaman agave atau chicory. Kemampuannya untuk larut dalam air mempermudah pemecahan serat sehingga dapat menjadi asupan bagi bakteri baik di dalam saluran pencernaan. Dengan jumlah bakteri baik yang cukup, pemecahan zat gizi serta penyerapan nutrisi menjadi lebih efisien dan optimal. 

Sumber: Palma drinks

Bagaimana Inulin sebagai Serat Terlarut dalam Air dapat Berperan Meningkatkan Kesehatan Sistem Pencernaan? 

Serat juga punya kemampuan untuk meregulasi level gula darah pada level yang stabil dengan mengatur kecepatan penyerapan gula setelah makan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa inulin dapat meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam mengatur gula darah dengan cara pembentukan asam lemak rantai pendek. Pentingnya gula darah ada di level yang meningkat secara bertahap adalah penggunaan gula yang optimal oleh organ-organ tubuh serta minimnya penyimpanan gula dalam bentuk lain seperti lemak. 

Maka, penambahan serat sebagai prebiotik untuk digunakan oleh bakteri baik usus atau kita sebut probiotik diklaim dapat membantu kesehatan sistem pencernaan tubuh. Tak jarang banyak klaim yang menyebutkan bahwa secara general soda prebiotik merupakan versi soda lebih sehat. 

Namun, Apakah Sepenuhnya Benar bahwa Soda Prebiotik dapat Menyehatkan Tubuh?

Sumber: Palma drinks

Pernyataan ini tidak seluruhnya benar, penambahan serat sebagai prebiotik memang dapat menjadi tambahan asupan serat yang dapat diserap tubuh jika kita mengkonsumsinya. Tetapi, soda prebiotik tidak seharusnya menjadi sumber utama serat yang dikonsumsi tubuh. 

Miskonsepsi masyarakat adalah merasa dengan mengkonsumsi soda prebiotik saja cukup untuk memenuhi asupan serat yang dibutuhkan tubuh. Para pakar menyarankan sumber serat lebih baik didapatkan dari makanan utuh atau whole-food, seperti sayuran dan buah-buahan, karena inilah bentuk serat paling alami.

Dengan maraknya klaim produk-produk “menyehatkan”, masyarakat perlu semakin jeli dalam membaca dan menyadari informasi nilai gizi yang tertera pada label minuman siap minum. Alasannya, karena belum tentu semua klaim yang lekat pada produk makanan dan minuman selalu benar. Masing-masing individu, dengan perbedaan gender serta kondisi tubuh, memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Maka, itulah perlunya pendidikan nutrisi semenjak dini untuk semakin bijak dalam memilih dan memilah produk yang kita konsumsi. 

Selain itu, perlu disadari bahwa peran inulin sebagai serat juga memiliki fungsi memperlancar sistem pencernaan. Hal ini berarti sistem pencernaan akan bekerja semakin cepat yang mengakibatkan semakin seringnya buang air besar. Bagi beberapa orang yang sensitif terhadap serat, pergerakan sistem pencernaan yang sering mengakibatkan sakit perut yang rutin dan menyebabkan ketidaknyamanan pada konsumen. Dalam kasus yang parah, kram perut berkepanjangan dapat terjadi. 

Bagaimana Konsumen harus Menyikapi Produk-Produk Makanan dan Minuman dengan Klaim “Mengandung Prebiotik”? 

Ada baiknya untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional bila memiliki kondisi kesehatan yang sensitif. Selain itu, sebagai konsumen yang bijak, usahakan selalu membaca label dan klaim yang tertera di dalam produk. Waspada bila ada produk dengan klaim “mengandung prebiotik (inulin dan fruktooligosakarida)”. Perlu ditekankan, bahwa produk yang mengandung inulin tidaklah berbahaya, namun perlu disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing konsumen, apalagi bagi kalangan anak-anak. 

Yuk, kita usahakan jadi konsumen yang pintar dan bijaksana, dimulai dengan mengedukasi diri sendiri! Simak juga beberapa aturan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) klaim dalam produk makanan yang tercetak pada label makanan pada website berjudul Ijin Khusus Klaim.

Editor: rheinhard, S.Gz., Dietisien

Referensi: 

  1. Are Prebiotic Drinks Actually Good For Your Gut Health? What To Know As Poppi Faces Lawsuit – Forbes 
  2. Are Prebiotic Sodas Good for Gut Health? – Food Science and Human Nutrition 
  3. Effects of dietary inulin on serum lipids, blood glucose and the gastrointestinal environment in hypercholesterolemic men (2000), Nutrition Research 
  4. What to know about inulin, a healthful prebiotic – Medical News Today 
  5. Produk Standarisasi: Ijin Khusus Klaim – Badan POM 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *