Sehat Tanpa Biaya: Mengupas Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Indonesia

cek-kesehatan-gratis-ckg-indonesia

Kabar gembira bagi masyarakat Indonesia bahwa pemerintah semakin memerhatikan kesehatan rakyatnya. Mulai Senin (10/2/2025), seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati layanan cek kesehatan gratis di seluruh puskesmas di Indonesia secara serentak. ApleFriends yang berulang tahun bisa menggunakan layanan ini hingga maksimal 30 hari setelah tanggal ulang tahun loh!

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan anggaran untuk program Cek Kesehatan Gratis (CKG) tahun 2025 telah dialokasikan sebesar Rp4,7 triliun. “Setiap tahun pasti ada alokasi anggaran. Tahun ini Rp4,7 triliun,” kata Budi saat meninjau program CKG di Puskesmas Surabaya, Senin (10/2). Lalu, dengan anggaran yang begitu besar, apakah program ini efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat?

Apa Saja Cek Kesehatan Gratis?

Cek kesehatan gratis melayani cek kesehatan untuk berbagai usia seperti di antaranya:

  1. Bayi Baru Lahir
  • Deteksi dini hormon tiroid
  • G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency atau defisiensi enzim G6PD)
  • Deteksi kekurangan hormon adrenal sejak lahir 
  • Kelainan saluran empedu
  • Penyakit jantung bawaan
  • Skrining untuk memantau pertumbuhan anak
  1. Balita dan anak pra sekolah (1-6 tahun)
  • Pertumbuhan 
  • Perkembangan 
  • Tuberkulosis 
  • Telinga 
  • Mata
  • Gigi
  • Talasemia (mulai 2 tahun)
  • Gula darah (mulai 2 tahun)
  1. Dewasa (18-59 tahun)
  • Merokok
  • Tingkat aktivitas fisik 
  • Status gizi
  • Gigi
  • Tekanan darah
  • Kadar kolesterol
  • Gula darah
  • Pemantauan risiko jantung (mulai 40 tahun) 
  • Risiko stroke (mulai 40 tahun)
  • Fungsi ginjal (mulai 40 tahun)
  • Fungsi paru untuk mendeteksi tuberkulosis 
  • Risiko PPOK (mulai 40 tahun)  
  • Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim (perempuan mulai 30 tahun) 
  • Deteksi kanker paru dan kanker usus (laki-laki mulai 45 tahun)
  • Mata
  • Telinga 
  • Kesehatan Jiwa
  • Hepatitis B dan C
  • Fibrosis/sirosis hati
  • Anemia, sifilis, dan HIV (calon pengantin)
  1. Lansia
  • Geriatri (penilaian kesehatan orang tua)
  • Merokok
  • Tingkat aktivitas fisik 
  • Status gizi
  • Gigi
  • Tekanan darah
  • Kadar kolesterol
  • Gula darah
  • Pemeriksaan fungsi indra (pendengaran, penglihatan)
  • Mata
  • Telinga 
  • Kesehatan jiwa
  • Hepatitis B dan C
  • Fibrosis/sirosis hati 
  • Deteksi gangguan kardiovaskular, stroke, fungsi ginjal, tuberkulosis, dan PPOK
  • Kanker paru dan usus (laki-laki)
  • Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim (perempuan hingga 69 tahun)

Efektifkah Program CKG?

efektifitas-program-ckg
Sumber: Freepik

Pemeriksaan kesehatan umum dilakukan dengan harapan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian dengan mendeteksi serta mengobati penyakit dan faktor risikonya lebih awal. Misalnya, deteksi dini hipertensi dapat membantu menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui pengobatan yang tepat.

Mengejutkannya, dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa cek kesehatan tidak berpengaruh atau bahkan tidak berpengaruh sekali secara langsung terhadap pengurangan risiko angka kesakitan dan kematian pada beberapa penyakit seperti kanker, jantung, dan stroke. Namun, memang cek kesehatan ini dapat mendeteksi dan pengobatan penyakit kronis, kontrol faktor risiko, peningkatan penggunaan layanan pencegahan, serta perbaikan hasil kesehatan yang dilaporkan oleh pasien.

Sehingga, dapat disimpulkan kalau cek kesehatan tidak berpengaruh langsung dalam penurunan penyakit karena penyembuhan penyakit harus melalui pengobatan. Namun bisa mendeteksi penyakit terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi, seperti mereka yang belum menerima layanan pencegahan, memiliki faktor risiko yang tidak terkontrol, menilai kesehatannya rendah, atau memiliki akses yang terbatas ke layanan kesehatan primer.

Siapkah Masyarakat dengan Program CKG?

kesiapan-masyarakat-dengan-ckg
Sumber: Kompas Megapolitan

Dikutip dari berbagai media dan berita, program CKG sudah dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas di Indonesia dan masyarakat mulai menggunakan layanan tersebut. Namun, nyatanya masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang program ini dan beberapa diantaranya terkendala dengan pendaftaran yang melalui aplikasi Satu Sehat terutama lansia dan masyarakat di daerah terpencil sehingga program CKG di beberapa puskesmas masih sepi peminat. 

Ternyata hal ini juga pernah diteliti dalam beberapa penelitian. Salah satu penelitian di India menyebutkan bahwa kurangnya kesadaran, rasa malas, tidak punya waktu, menganggap dirinya sehat, hingga ketidaknyamanan saat pemeriksaan menjadi hambatan utama bagi orang untuk melakukan cek kesehatan. 

Sehingga, dalam hal ini kita dapat simpulkan bahwa, karena program ini masih baru dan belum secara gamblang dapat membuktikan manfaatnya serta beberapa faktor hambatan, beberapa masyarakat masih enggan menikmati layanan gratis dari pemerintah ini. Sosialisasi manfaat, keamanan, tujuan, hingga motivasi untuk menggunakan layanan CKG dianggap langkah yang paling penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada program ini.

Baca Juga: Benarkah Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Menikah Penting untuk Dilakukan? 

Referensi

  1. Menkes: Anggaran Cek Kesehatan Gratis Rp4,7 Triliun Tahun Ini | CNN Indonesia
  2. Cek Kesehatan Gratis: Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan yang Kamu Dapatkan | Kemenkes
  3. General health checks in adults for reducing morbidity and mortality from disease (2019), Cochrane Library
  4. Preventive Health Checkup: Utilization, Motivators, and Barriers Among the General Population in a Rural District in Tamil Nadu, India (2024), Cureus
  5. Cek kesehatan gratis di sejumlah puskesmas ‘sepi peminat’ – ‘Saya belum daftar, takut kuota internet tersedot’ | BBC New Indonesia 

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *