Mengenal Lada, King of Spice dari Pesisir Malabar dengan Segudang Manfaat yang Jarang Diketahui

Lada, king of spices

Lada atau yang sering dijuluki sebagai The King of Spice merupakan salah satu rempah-rempah yang menjadi komoditi dagang bangsa-bangsa Eropa sejak lama. Rempah-rempah yang memiliki rasa pedas dan sensasi hangat membuat bahan ini dapat ditemui pada masakan-masakan khas Nusantara. Selain sering digunakan dalam berbagai masakan, rajanya rempah-rempah ini juga memiliki segudang manfaat yang jarang diketahui.

Mengenal Rajanya Rempah-Rempah

Lada atau yang sering disebut dengan merica dan sahang memiliki nama latin Piper ningrum. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah seperti, Aceh, Banten, Bangka Belitung, hingga Lampung.  Tanaman ini dinamakan raja rempah karena meskipun bentuknya kecil namun manfaat dan dikenal banyak orang di seluruh dunia.

Mengutip dari buku, “Lada: Budidaya, Pascapanen dan Pasar”, sejak lama lada sudah menjadi rempah-rempah yang memainkan peran penting dalam pengobatan di  India Kuno dan Tiongkok Kuno. Lada-lada yang ada di Kepulauan Indonesia sendiri diperkenalkan ke Kepulauan Nusantara sejak ribuan tahun yang lalu. Pendapat terkuat yang saat ini diyakini bahwa lada di Nusantara berasal dari pesisir Malabar, India Selatan.

Potensinya yang besar dalam perdagangan membuat lada menjadi komoditi incara para pelaut Eropa. Mereka yang hidup di kawasan subtropis memang membutuhkan lada sebagai rempah-rempah untuk menghangatkan diri. Tak mengherankan apabila rempah-rempah ini banyak digemari orang-orang Eropa.

Prospeknya yang besar di pasar Eropa membuat orang-orang Belanda menjadikan lada sebagai salah satu tanaman proritas untuk ditanam di tanah jajahannya. Misalnya seperti di daerah Bangka yang menjadi tempat penanaman lada putih. Bahkan, unttuk menunjang budidaya disana orang-orang Belanda sengaja mendatangkan orang-orang dari Tiongkok.

Daerah lain yang menjadi tempat produksi lada adalah seperti di kawasan Lampung. Misalnya saja pada tahun 1682 pasokan lada dunia yang diperdagangkan oleh Belanda berasal dari Lampung. Tak mengherankan jika bahkan hingga hari ini daerah Lampung masih dikenal sebagai sentra budidaya lada.

Segudang Manfaat Lada yang Jarang Diketahui

(sumber:istockphoto.com)

Mengutip dari buku, “Budi Daya Lada; si Raja Rempah-Rempah”, manfaat utama dari tanaman jenis ini adalah sebagai bumbu masakan. Rasanya yang khas membuat masakan menjadi sedap, dan mampu menghangatkan tubuh. Selain itu, lada juga bisa digunakan sebagai bumbu khusus untuk meningkatkan nafus makan.

Penggunaan lada juga diketahui sudah dapat dilacak sejak abad ke-4 SM di Yunani lada digunakan sebagai campuran anggur. Selain itu, di daerah Mesir pada masa Kerajaan Baru ditemukan lada di dalam hidung mumi Ramses II yang kemungkinan dijadikan sebagai salah satu bahan pengawet.

Selain berguna sebagai bumbu masakan hingga bahan pengawet, lada juga banyak digunakan sebagai bahan ramuan tradisional, terutama lada hitam. Bahkan, minyak lada hitam dengan aroma wangi yang khas seringkali dijadikan sebagai campuran bagi minyak wangi.

Kandungan dan Senyawa di dalam Lada

Mengutip dari buku, “Lada : Sejarah, Penggunaan dan Manfaat dalam Kuliner”, lada juga dapat digunakan sebagai tonik untuk menjaga kesehatan. Hal ini karena lada memiliki sifat antiinflamasi, antimikroba, dan analgesik. Beberapa manfaat kesehatan ketika mengonsumsi lada adalah seperti meredakan nyeri, mengatasi gangguan pencernaan, mengontrol gula darah, membantu diet hingga mengatasi masalah pernafasan.

Mengutip dari buku, “Bumbu, Penyedap, dan Penyerta Masakan Indonesia”, Manfaat pada kesehatan ini salah satunya adalah karena pada lada terdapat kandungan minyak esensial. Pada lada hitam terdapat kandungan minyak esensial sekitar 3% dengan senyawa aroma yang didominas oleh senyawa hidrokarbon monoterpen. Sedangkan pada lada putih kandungan minyal essensialnya lebih rendah dibanding pada lada hitam yaitu hanya sekitar 1% saja.

Tidak hanya berguna sebagai bumbu masakan dan kesehatan, ternyata lada juga berguna dalam menunjang praktek budaya dan simbolisme dalam masyarakat. Misalnya seperti yang terjadi di Yunani. Lada hitam di Yunani yang juga menjadi simbol kemewahan. Hal ini karena lada ketika itu cuma bisa dikonsumsi oleh orang-orang kaya disana. Pengaruh ini pun dirasakan di wilayah Romawi yang menjadikan lada sebagai bumbu masakan mereka.

Baca juga: Mengenal Andaliman: Rempah-Rempah Kebanggaan Orang Batak yang Kaya akan Manfaat

Sumber:

  1. Budi Daya Lada; si Raja Rempah-Rempah, (2005) Agromedia
  2. Bumbu, Penyedap, dan Penyerta Masakan Indonesia. (2013) Gramedia
  3. Lada: Budidaya, Pascapanen dan Pasar,  (2014) Nul Apps
  4. Lada : Sejarah, Penggunaan dan Manfaat dalam Kuliner, (2023) Tiram Media

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *