Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah program terobosan terbaru pemerintah dalam bidang gizi dan saat ini sudah mulai tersebar di berbagai pelosok negeri. Salah satu programnya yaitu adanya pembagian makan siang gratis dan susu sapi gratis bagi pelajar di seluruh Indonesia. Namun, sesuai yang dipaparkan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, tidak semua akan mendapat susu sapi gratis terkait terbatasnya persediaan dan daerah selain sentra sapi perah akan mendapatkan pengganti yaitu telur dan daun kelor. Apakah telur dan daun kelor memiliki nilai gizi yang setara dengan susu sapi? Mari kita simak penjelasannya!
Mengapa Telur dan Daun Kelor?
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Kepala BGN Dadan Hindayana, “Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan. Kalau bukan di daerah peternakan, tidak usah dipaksakan,” ujar Dadan usai Rakortas CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12).
“(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” jelasnya.
Dapat disimpulkan bahwa substitusi telur bertujuan untuk menggantikan sumber protein serta daun kelor adalah untuk menggantikan sumber kalsium terutama pada daerah yang tidak mendapatkan susu sapi.
Telur dan daun kelor selain memiliki nilai gizi yang tinggi, juga memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Telur memiliki berbagai kandungan vitamin dan mineral serta jenis protein yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Hal ini seringkali membuatnya dijadikan sebagai pilihan saat menjalani program pengelolaan berat badan. Daun kelor dapat bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah, menurut tekanan darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta menangkal radikal bebas.
Nilai Gizi Telur dan Daun Kelor
Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2017, nilai gizi dari 100 gram telur, daun kelor, dan susu sapi adalah:
Kandungan Gizi | Susu Sapi | Telur | Daun Kelor |
Energi (kkal) | 61 | 154 | 61 |
Protein (gram) | 3.2 | 12.4 | 6.1 |
Karbohidrat (gram) | 4.3 | 0.7 | 10 |
Lemak (gram) | 3.5 | 10.8 | 0.9 |
Kalsium (mg) | 143 | 86 | 255 |
Dari tabel ini, tampak jika setiap pelajar mendapat porsi 1 butir telur (50 gram) dan sayur daun kelor 1 porsi (50 gram), mereka akan memeperoleh energi 107.5 kkal, protein 9.25 gram, karbohidrat 5.35 gram, lemak 5.85 gram, dan kalsium 170.5 mg.
Hal ini menunjukkan gabungan menu tersebut unggul dalam hal nilai gizi dibandingkan dengan hanya susu sapi dengan berat yang sama.
Namun, hal ini belum memperhitungkan sumber protein lainnya yang ada dalam menu makanan selain susu sapi pada daerah yang mendapatkan program pemberian susu sapi gratis serta. Selain itu, ada kemungkinan preferensi anak-anak atau pelajar yang mungkin tidak menyukai sayur seperti salah satunya daun kelor. Sehingga, tetap terjadi kemungkinan adanya ketidakcukupan pemenuhan kebutuhan gizi terutama pada pelajar.
Dapatkah Telur dan Daun Kelor Menjadi Pengganti Susu Sapi?
Apabila penggantian ini hanya bersifat sementara, maka menu tersebut dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi pelajar dan ibu hamil. Hal itu karena adanya sumber protein hewani yaitu dari telur ayam yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Namun, penting untuk memperhatikan penerimaan pelajar pada menu makanan yang disajikan, serta proses pemasakan yang tepat agar kandungan gizinya tetap terjaga.
Baca juga: Apakah Program Makan Siang Gratis Adalah Solusi Tepat Meningkatkan Konsumsi Protein di Indonesia?
Referensi
- Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017), Kemenkes RI.
- Perbandingan Gizi Susu, Telur, dan Daun Kelor, Mana yang Lebih Baik? | Kompas.com
- Alasan Pemerintah Jadikan Daun Kelor Pengganti Susu di Makan Gratis I CNN Indonesia
- Moringa oleifera is a Prominent Source of Nutrients with Potential Health Benefits (2021), International Journal of Food Science.
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD